SEMARANG (DutaJatim.com) - Banjir di Kota Semarang juga sangat parah. Tak ubahnya banjir di Jakarta. Bahkan sebagian kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Selasa, 23 Februari 2021, terendam banjir setelah diguyur hujan deras selama kurang lebih dua jam, sejak Selasa sore pukul 15.30 WIB.
Banjir dengan ketinggian air antara 10-50 sentimeter itu menggenangi halaman Kantor Gubernur Jateng, lantai 1 Gedung B, dan selasar penghubung ke Gedung A.
Banjir di pusat perkantoran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu juga merendam puluhan sepeda motor dan mobil yang terparkir di halaman kantor tersebut.
Akibat banjir tersebut, aliran listrik di kompleks Kantor Gubernur Jateng dimatikan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Marnie, salah seorang pegawai honorer di Bagian Humas dan Protokol Setda Provinsi Jateng, hanya bisa memandangi sepeda motor miliknya yang ikut terendam banjir.
"Biasanya tidak banjir, mungkin karena hujannya deras selama dua jam-an tadi. Mudah-mudahan motor saya tidak rusak," kata perempuan asal Kabupaten Pemalang itu.
Sejumlah jalan protokol di sekitar kompleks Kantor Gubernur Jateng, seperti Jalan Pahlawan dan Jalan Pandanaran, Semarang juga terendam air cukup tinggi sehingga terpaksa ditutup sementara. Penutupan jalan tersebut menyebabkan kemacetan arus lalu lintas cukup parah.
Salahkan Air
Banjir di Kota Semarang ini sudah cukup lama. Sejumlah pejabat "manyalahkan" air dan cuaca sebagai penyebab banjir.
Termasuk Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Sebelumnya Basuki menyatakan banjir yang terjadi di Semarang, Jawa Tengah, karena curah hujan yang ekstrem. Selain itu, banjir disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, menurut Basuki, peran pompa air dalam menangani banjir di ibu kota provinsi Jawa Tengah itu sangat penting. Ia juga meminta agar revitalisasi aliran sungai-sungai di Semarang terus dilakukan.
Khusus banjir yang melanda kawasan Kota Lama Semarang, kata Basuki, akibat curah hujan tinggi yang sudah masuk dalam kategori ekstrem.
"Dari hitungan hidrologi, periode ulangnya setiap 50 tahun," katanya di sela pengecekan ke Kawasan Kota Lama dan sejumlah lokasi banjir di Kota Semarang, Sabtu, 6 Februari 2021 lalu.
Basuki menjelaskan, drainase di Kawasan Kota Lama yang sudah selesai direvitalisasi tersebut sudah didesain untuk mencegah banjir. Namun begitu, sudah tiga pompa air yang dioperasikan untuk memompa air ke Kali Semarang. (TMP)
No comments:
Post a Comment