SIDOARJO (DutaJatim.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di tiga desa Selasa 9 Februari 2021. PPKM Mikro yang berlaku hingga 22 Februari 2021 itu diterapkan di Desa Bluru Kidul dan Suko Kecamatan Kota Sidoarjo, serta Desa Pepelegi Kecamatan Waru.
PPKM Mikro ini bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19 yang dinilai cukup tinggi di tiga desa itu. PPKM skala mikro ini merupakan kebijakan Pemerintah Pusat untuk wilayah Jawa dan Bali.
Namun pantauan Selasa malam, warga masih terlihat bergerombol di sejumlah tempat, termasuk warung di sekitar tempat launching PPKM di Desa Bluru Kidul, tepatnya di depan Perumahan Blukid Residence. Lokasi dengan posko yang meriah itu banyak lalu lalang orang dan kendaraan keluar masuk perumahan. "Kalau hanya seremonial saja, PPKM sulit berhasil alias kurang efektif," kata Syahrul, warga Bluru Permai Selasa malam.
Aturan PPKM jilid tiga juga mengatur jam operasional pusat perbelanjaan modern buka sampai pukul 21.00 WIB. Kemudian penerapan kerja 50 persen WFH (Work From Home) dan 50 persen WFO (Work Form Office). Tempat peribadatan dibatasi 50 persen.
"Tiga desa itu masing-masing Desa Suko, Desa Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo dan Desa Pepelegi Kecamatan Waru. Kami sudah minta forkopimda untuk mencari sasaran dan saya minta cocokan dengan puskesmas setempat," ujar Penjabat Bupati Sidoarjo, Hudiyono.
Ia mengatakan, PPKM ini nantinya akan berlangsung sampai dengan tingkat RW dan juga tingkat RT dan dari tim sudah bekerja.
"Untuk masalah pendanaan juga sudah kami koordinasi nantinya bisa menggunakan dana dari kabupaten sampai dengan dana desa. Tadi lurahnya sudah minta regulasi untuk menggunakan dana desa tersebut, menyusul dana desa yang ada di desa setempat sekitar Rp 3,7 miliar. Sebagian di antaranya bisa digunakan untuk kegiatan itu," katanya.
Dia menyebutkan, ada beberapa kriteria yang digunakan seperti zona hijau, kuning dan oranye sesuai dengan instruksi Mendagri dan ini akan menjadi edukasi baik lingkungan dan disiplin masyarakat.
"Karena yang sudah dilakukan saat ini disiplin perorangan, disiplin perusahaan dan disiplin RT. Ini yang akan menjadi treatment positif mengingat banyak masyarakat penderita COVID-19," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawarman mengatakan saat ini di beberapa desa di Sidoarjo sangat sedikit yang terpapar corona.
"Ada yang hanya 10 orang satu desa. Kemudian di breakdown lagi satu rumah ada dua sampai tiga orang. Jadi jumlahnya sangat sedikit. Kami optimistis sudah kuning dan oranye," ucapnya.
Dia mengatakan, akan menyiapkan seribu rapid antigen untuk melakukan tracing kepada masyarakat selama PPKM mikro. "Kami tetap menerapkan 3 T yaitu (tracing, testing dan juga treatment)," katanya.
Kasat Binmas Polresta Sidoarjo AKBP Dodot Dwianto mengatakan, data yang dimiliki Polresta Sidoarjo, ada tiga teratas terbesar berdasarkan pengelompokan data penyebaran Covid-19 yang besar.
Ia mengatakan, wilayah Kecamatan Sidoarjo (zona orange) masih menjadi kasus tertinggi dan ada dua desa atau keluarganya di Desa Suko yang teridentifikasi.
"Kemudian di Desa Bluru kidul teridentifikasi paling banyak orang positif. Jumlah pasien positif ada 12 orang positif," ujarnya.
Sedangkan di Wilayah Kecamatan Waru (zona orange) Desa Pepelegi dan data yang didapat Polresta lebih banyak di perumahan.
"Jumlah pasien positif ada 18 orang positif terdapat 10 orang di salah satu perumahan," katanya. (nas/wis)
No comments:
Post a Comment