PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya menggali inspirasi dari program “ Pamekasan Hebat ” yang dicanangkan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam melalui webinar bertajuk “Inspirasi Madura: Modal Sosial Masyarakat untuk Pembangunan”, yang digelar Selasa (16/2/21).
Selain Baddrut Tamam, narasumber yang ditampilkan pada webinar itu Ketua DPRD Pamekasan Fathor Rahman, Direktur Sekolah Pasca Sarjana Unair Surabaya Prof. Baddri Munir Sukoco, akademisii dari Malaysia Dr Yatno Ladiqi, dan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim Ahmad Hadinudin.
Seminar yang dipandu oleh Suparto Wijoyo itu disiarkan secara daring melalui aplikasi zoom serta disiarkan secara langsung pada jaringan radio Lembaga Penyiaran Public Local (LPPL) se Jawa Timur ini, sebagai bentuk persiapan pada rencana seminar berikutnya yang bertema “ Kampus Membangun Desa”.
Webinar ini digelar untuk menggali inspirasi dari program Baddrut Tamam yang selama ini dikenal memiliki banyak terobosan. Pada webinar ini Baddrut Tamam memulai paparannya dengan mengungkap struktur ketaatan masyarakat Madura yang diakuinya menjadi modal social dalam membangun tradisi dan budaya Madura, yakni istilah ‘’bhepak, bhebuk, guru, rato".
Kata bhepak, bhebuk, guru, rato, kata Baddrut Tamam, artinya bapak ibu guru dan pemimpin. Struktur ketaatan orang ini, kata dia, merupakan salah satu potensi budaya Madura dalam penguatan identitas social disamping masyarakat Madura juga dikenal sebagai kelompok masyarakat yang memiliki etos yang tinggi.
Menurut dia tugas pemerintah adalah mengembangkan modal social yang ada, yakni komitmen dalam menjaga hubungan baik berdasarkan struktur ketaatan dan etos kerja tersebut melalui program yang mendukung dan berpihak pada kemajuan ekonomi masyarakat Madura.
“Makanya diantara gerakan yang kami gaungkan saat kampanye dan hingga saat ini adalah menggugah kepedulian masyarakat Madura, khususnya di Pamekasan dengan menyentuh instrument pada struktur ketaatan itu tadi, berikut penguatan identitasnya melalui gerakan berbelanja ke warung tetangga,” ungkapnya.
Orang Madura, kata Baddrut Tamam, memang dikenal sangat kuat memegang identitas kedaerahannya. Tapi dalam bidang ekonomi kondisi itu masih belum memberikan kemanfaatan yang maksimal, sehingga perlu ada sentuhan terstruktur dalam pemerintah.
Dia mengaku sentuhan itu telah dilakukan Pemkab Pamekasan melalui program Desa Tematik, yang pada tahun 2021 ini tema besarnya “Desaku Makmur, Pamekasan Hebat”. Masing masing desa harus memiliki tema sebagai program unggulan desa, sesuai dengan potensi ekonomi yang bisa dikembangkan.
“Kerja sama dengan kampus dan pegiat social dalam rangka memajukan desa, merupakan salah satu upaya sistemik dalam menyaman cara pandang. Apalagi kebutuhan sandang masyarakat di pulau Madura, khususnya Pamekasan selama ini banyak yang masih dibeli dari luar,” paparnya.
Untuk menciptakan perputaran ekonomi di Pamekasan, salah satunya membuat kebijakan untuk mendorong perputaran ekonomi tetap, yakni dengan membentuk komunitas pemuda sebagai pelaku usaha melalui program pembentukan 10 ribu pengusaha baru yang kemudian dikenal dengan nama program Wira Usaha Baru (WUB).
Dibidang kesehatan, lanjut Baddrut Tamam, dilakukan melalui program antar jemput warga untuk memberikan pelayanan bagi warga yang yang sakit melalui program “Pamekasan Call Care (PCC)”. Fasilitas yang disediakan untuk mendukung program ini Pemkab Pamekasan telah menyediakan Mobil Sigap di 178 desa yang ada di Pamekasan.
Ketua DPRD Pamekasan Fathorrahman MSi mengungkapkan sinergisitas antara legislatif dengan eksekutif merupakan modal utama dalam mewujudkan program yang baik dan berpihak kepada masyarakat. Dia mengaku akan mengiringi langkah Pemkab Pamekasan selama berpegang pada asas manfaat dan menyentuh pada kepentingan public. (mas)
No comments:
Post a Comment