JAKARTA (DutaJatim.com) - Pemilu masih jauh. Masih tahun 2024 mendatang. Namun tidak salah bila sejumlah tokoh politik melakukan penjajak untuk maju sebagai calon presiden. Presiden Jokowi sendiri sudah dua periode sehingga tidak bisa maju lagi sebagai capres--meski sekarang sedang heboh isu tiga periode.
Gerakan politik menuju RI 1 sudah terlihat antara lain dari gonjang-ganjing tuduhan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melakukan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat. Moeldoko pun akhirnya menjadi ketua umum Demokrat hasil KLB. Partai Demokrat pun terbelah. Dalam kasus ini, Moeldoko disebut-sebut ingin nyapres. Begitu pula Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang disebut ingin mendongkrak namanya dengan isu kudeta tersebut demi tahun 2024.
Selain kedua tokoh, bakal capres yang paling diunggulkan, Prabowo Subianto, juga melakukan penjajakan politik. Salah satunya dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Kedua pimpinan partai ini bertemu diduga membahas pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Tentu ini sah-sah saja sebab Partai Gerindra dan Partai Golkar termasuk partai besar yang layak untuk berkoalisi demi kemajuan bangsa dan negara.
Namun Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini, Meutya Hafid, mengatakan, Partai Golkar memang membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai lain. "(Pilpres 2024) Masih terlalu dini ya, yang utama bersahabat baik dengan seluruh partai. Karena dalam Rapat Pimpinan Nasional kemarin, Golkar kembali menegaskan, membuka koalisi dengan semua," ujar Meutya saat dikonfirmasi Minggu (14/3/2021).
Dia mengatakan, pertemuan kedua ketua umum partai membahas sejumlah isu nasional. Beberapa di antaranya terkait food estate dan rencana pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Kedua pimpinan partai itu secara kebetulan merupakan menteri Kabinet Indonesia Maju. Prabowo menhan, Airlangga menko Perekonomian.
Apalagi Airlangga adalah Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI). Sedangkan Prabowo adalah Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI). "Pertemuannya dalam rangka persiapan Bidding Olimpiade 2023," ujar Meutya.
Pertemuan itu juga merupakan bentuk silaturahmi antara Partai Golkar dan Gerindra. Ia menilai pembicaraan antara keduanya wajar, khususnya karena mereka merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Bicara tentang kerja sama antarpartai, dalam berbagai hal terutama demi mendukung pemerintah mengawal perang terhadap Covid-19 dan lainnya," ujar Meutya.
Peluang Besar
Namun demikian Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai peluang Airlangga untuk maju pada Pilpres 2024 cukup besar. Sebab, suara Golkar yang tinggi dan posisi menteri yang saat ini dijabatnya dapat meningkatkan elektabilitasnya.
“Peluang Airlangga untuk maju besar, karena beliau Ketum Golkar, seperti yang diketahui kursi Golkar itu besar,” ujar Qodari seperti dikutip dari republika.co.id Minggu 14 Maret 2021.
Ia menilai silaturahim politik yang dilakukan Airlangga dalam beberapa waktu terakhir juga sebagai ajang untuk membicarakan koalisi pada 2024. Sebab, hingga saat ini, ia diketahui sudah bertemu dengan tiga ketua umum partai, yakni Surya Paloh, Suharso Monoarfa, dan Prabowo Subianto.
Jika Airlangga benar-benar berniat untuk maju menjadi calon presiden, ia mengatakan, Golkar tinggal berkoalisi dengan satu partai menengah untuk mencapai ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Sebab, partai berlambang pohon beringin itu sudah mengantongi suara sebesar 12,31 persen.
"Menarik kalau bertemu (berkoalisi) dengan Nasdem, misalnya. Sebab, dua partai ini kalau berkoalisi bisa maju kontestasi pilpres 2024,” ujar Qodari.
Iklim yang Positif
Founder Cyrus Network Hasan Nasbi menilai senada. Dia mengatakan, pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak sebatas membahas food estate dan pencalonan Indonesia pada Olimpiade 2032. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut pasti ada pembahasan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Meskipun kita tidak tahu secara detail pembicaraan mereka, tetapi pasti mereka bicara soal politik," ujar Hasan lewat keterangan tertulisnya, Minggu (14/3/2021).
Ia menilai, pertemuan antara keduanya sebagai penjajakan awal antara Partai Golkar dan Partai Gerindra dalam mempersiapkan koalisi di 2024. Ia mengatakan, keduanya sedang menyamakan visi, misi, dan pandangan untuk menghadapi kontestasi berikutnya.
"Pertemuan-pertemuan seperti ini akan berlanjut, mengejar sebanyak mungkin persamaan untuk kerja sama di tahun politik 2024 nanti," ujar Hasan.
Meskipun Pilpres 2024 terhitung masih tiga tahun lagi, pertemuan antara dua pimpinan partai tersebut bukan merupakan hal yang aneh. Ia mengatakan partai politik perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk Pilpres 2024.
"Kalau persamaan mereka lebih banyak daripada perbedaan, tentu pertemuan-pertemuan seperti ini akan berlanjut," ujar Hasan.
Ia juga menilai, pertemuan antara Airlangga dan Prabowo juga baik meski nanti keduanya tak berkoalisi di Pilpres 2024. Sebab, hal tersebut dapat membawa iklim positif untuk politik Indonesia. "Setidaknya ikatan batin tadi menjadi batas bahwa perseteruan politik bukan untuk saling membinasakan," ujar Hasan.
Diketahui, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut dilakukan di kediaman Prabowo, kawasan Hambalang, Kabupaten Bogor. Airlangga ditemani sejumlah pengurus Partai Golkar. Beberapa di antaranya Wakil Ketua Umum Partai Golkar Zainudin Amali dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Lalu, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus.
"Kedatangan ke Hambalang tidak lain adalah untuk bersilaturahmi dan berdiskusi secara hangat tentang sejumlah isu kebangsaan, pembangunan, dan kepentingan nasional," ujar Airlangga dikutip dari Instagram resminya, Minggu (14/3/2021).
Keduanya juga membahas sejumlah hal, seperti isu strategis geopolitik dan sosial ekonomi. Termasuk tentang pembangunan berkelanjutan dan agenda strategis food estate. Pertemuan itu juga membahas pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Pasalnya, Airlangga adalah Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) dan
Prabowo adalah Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI).
"Kami juga membahas tentang ikhtiar RI menuju bidding tuan rumah Olimpiade 2032. Sejumlah penguatan awal akan terus dilakukan berupa komunikasi antara tokoh-tokoh olah raga untuk mendukung terwujudnya rencana besar ini," ujar Airlangga. (rpk/hud)
No comments:
Post a Comment