Oleh Imam Shamsi Ali*
“ISLAM Rahmatan Lil-alamin (studi tentang pemikiran dan kiprah Dakwah Muhammad Syamsi Ali di New York)” adalah judul sebuah disertasi doktoral yang diselesaikan sekitar 5 tahun silam.
Yang menarik dari disertasi ini karena penulisnya adalah seorang Pendeta Kristen yang menyelesaikan Doktornya di bidang Dakwah dan Studi Islam. Saat ini penulis dengan nama Hannas itu menjadi salah seorang petinggi di salah satu organisasi Kristen sekaligus aktifis dialog antar agama.
Ketika itu saya tiba-tiba dikontak oleh seorang mahasiswa S3 UIN disertai sebuah surat rekomendasi dari Prof. Azyumardi Azra, yang ketika itu pasca menjabat Rektor UIN menjadi Direktur Pasca Sarjana.
Dalam pengenalan dirinya mahasiswa yang bernama Hannas itu tidak menyebutkan sama sekali latar belakangnya, termasuk agama atau posisinya sebagai pendeta. Melainkan seorang mahasiswa studi Islam dan Dakwah di UIN Jakarta.
Beliau menyampaikan keinginan untuk mengikuti saya selama 3 bulan di kota New York. Menurutnya lagi untuk menyelesaikan disertasi doktoralnya tentang pemikiran dan metode dakwah saya di negeri Paman Sam.
Saya tentu sama sekali tidak terpikir kalau beliau Kristen. Apalagi tokoh dan pendeta agama Kristiani. Sebab dari nama, apalagi jurusan studi, saya sepertinya yakin beliau adalah seorang Muslim bahkan boleh jadi seorang ustadz dan aktifis Islam.
Singkat cerita Hannas, yang sekarang telah jadi Hannas, Ph.D, mengikuti berbagai kegiatan saya selama 3 bulan di kota New York. Dari Islamic Center New York, Jamaica Muslim Center, hingga ke masjid Al-Hikmah. Termasuk ketika saya ceramah di mana-mana, bahkan ketika saya menuntun para Muallaf mengikrarkan syahadah.
Selama tiga bulan itu tidak ada yang bisa menjadikan menyangka kalau Hannas adalah Kristen. Dia memberi salam dan ragam kebiasaan dalam Islam.
Hanya saja ketika berada di masjid dan tiba waktu sholat, Hannas tidak ikut berjamaah. Biasanya kalau tidak minta izin keluar dari masjid, terkadang cari makan, beliau memilih duduk di kantor masjid.
Saya tidak berpikir apa-apa atau mempertanyakan kenapa tidak ikut sholat. Pikiran saya ketika itu mungkin beliau adalah Musafir dan menjama’ sholatnya. Memang kebiasaan saya selalu mengedepankan “positive mind” dalam melihat segala sesuatu.
Singkat cerita, suatu saat setelah beberapa lama kembali ke Indonesia, saya mendapat sebuah kiriman dari Hannas melalui seseorang. Isinya surat terima kasih dan sebuah kitab Injil berbahasa Arab.
Dalam surat itu Hannas kemudian menyampaikan bahwa atas bantuan saya dia saat ini telah menyelesaikan studi doktoralnya di bidang Dakwah dan Studi Islam. Sekaligus menyampaikan bahwa disertasi yang ditulis tentang saya dan Dakwah Islam di New York itu mendapat sambutan yang baik. Saat itu dia belum mengenalkan diri sebagai Kristen dan pendeta.
Karena terkejut dikirimi Injil berbahasa Arab, saya pun kontak Prof. Azyumardi Azra menanyakan tentang Hannas. Beliaulah yang menyampaikan kalau Hannas itu adalah satu dari beberapa orang Kristen dan pendeta yang menyelesaikan studi Islam di UIN Hidayatullah Jakarta.
Saya pun mengontak Hannas agar sebelum disertasinya diterbitkan hendaknya dikirimkan naskahnya ke saya. Saya bahkan berjanji membantunya untuk menerbitkan disertasi itu di Gramedia.
Singkatnya saya kemudian menerima satu copy dari disertasi itu. Dan syukur Alhamdulillah, ternyata penulisannya cukup jujur dan apa adanya. Tentu bagi saya hal ini menggambarkan kejujuran akademis dan intelektualitas seorang Hannas yang beragama Kristiani.
Seingat saya, Hannas ini adalah orang kelima yang pernah menulis tentang aktifitas dakwah kami di New York. Sebelumnya ada dua mahasiswa NYU di bidang Journalisme. Dua lagi juga mahasiswi Colombia di bidang Jurnalisme menyelesaikan tugas S2 melalui video tentang kegiatan interfaith saya.
Lalu apa saja isi atau konten disertasi Islam Rahmatan Lil-alamin ini? Semoga lain kali saya bisa tuliskan. Insya Allah! (*)
NYC, 24 April 2021
* Imam di kota New York/Presiden Nusantara Madani
No comments:
Post a Comment