KUDUS (DutaJatim.com) - Momen Ramadhan dimanfaatkan masyarakat untuk menambah pundi-pundi pahala atas amal ibadahnya. Salah satunya dengan infak sodaqoh dan zakat.
Namun agar ghirah masyarakat dalam beramal semakin meningkat tetap perlu sosialisasi. Untuk itu lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki cara unik dalam mensosialisasikan masalah infak sodaqoh dan zakat tersebut. Khususnya
program kaleng ‘Infaq Nahdlatul Ulama Kudus’ yang disingkat INUK.
Caranya tergolong unik. Mereka memproduksi film pendek berjudul INUK The Movie, Wong Mbatil Ngomongno Infaq. Lalu kisahnya soal apa?
Ketua PC LAZISNU Kudus H Ihdi Fahmi Tamami mengatakan, film yang menggandeng PC Fatayat NU Kudus itu merupakan terobosan unik dalam memperkenalkan program organisasi yang ia pimpin kepada warga, khususnya Nahdliyin.
“Kami menginginkan gerakan yang cepat dan masif dalam menyebarkan ‘virus’ INUK di masyarakat,” ujar H Ihdi melalui pesan WhatsApp, Minggu (18/4/2021).
Seperti dikutip dari NU Online, Ihdi menggandeng PC Fatayat NU Kudus yang mampu menjembatani sosialisasi kaleng INUK melalui sebuah film pendek yang diunggah dalam kanal YouTube LAZISNU Kudus. Ia menganggap, film INUK merupakan media berinfaq secara mudah bagi semua kalangan dengan manfaat yang dapat dirasakan hingga lapisan bawah.
“Maka kami putuskan membuat film tentang infaq yang sudah menjadi program massal di Kudus,” katanya.
H Ihdi menambahkan, seluruh masyarakat dapat meminta kaleng INUK melalui pengurus LAZISNU yang ada di desa-desa dan dapat dikumpulkan menjadi satu setelah terisi penuh.
“Hasil kaleng itu sedikit demi sedikit akan kami kumpulkan sehingga menjadi banyak. Kemudian, hasilnya kami kembalikan sebagian besar untuk kemandirian organisasi dalam empat pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan bencana,” terangnya.
Syuting Dua Hari
Dihubungi terpisah, sang penulis naskah film, Miftahurrohmah, menjelaskan bahwa proses penulisan naskah hanya memakan waktu dua hari. Meski demikian, ia akui sebenarnya telah lama diminta oleh pengurus LAZISNU Kudus untuk membuat skrip film.
“Sekitar Januari, setelah Fatayat NU Kudus membuat film pendek kedua, saya dihubungi salah seorang pengurus LAZISNU Kudus yang bertanggung jawab dalam program kaleng INUK. Saya diminta menulis naskah dan menghubungkan dengan Fatayat NU Kudus dan tim pembuat film,” jelasnya.
Miftahurrohmah menambahkan, seluruh pemain film yang notabene adalah pengurus cabang Fatayat NU Kudus merasa bangga sekaligus antusias kembali berperan dalam sebuah film.
“Saya lihat teman-teman senang karena dapat memberikan sumbangsih kepada LAZISNU untuk mensosialisasikan programnya pada masyarakat luas,” tuturnya.
Ia mengaku, dalam proses pengambilan gambar untuk film pendek berdurasi lebih dari 15 menit itu membutuhkan waktu dua hari. “Kami shooting Sabtu (3/4) mulai jam 9 pagi hingga 5 sore. Kemudian, Senin (5/4) dari jam setengah 5 sore sampai jam 9 malam,” ungkapnya.
Miftahurrohmah mengaku berbahagia dan bersyukur dapat ikut andil dalam pembuatan film tersebut meski harus mengulang adegan saat di warung.
“Alhamdulillah, semua pemain dan kru memiliki keinginan yang sama untuk menghasilkan karya terbaik, meskipun sempat harus berulang kali shooting,” tandasnya.
Setelah tayang sehari, film pendek tersebut telah ditonton 2.123 kali. Film yang tayang akun channel LAZISNU Kudus itu disukai 286 warganet. Untuk menontonnya, silakan lihat INUK THE MOVIE series di bawah ini. (nuonline)
No comments:
Post a Comment