Masjid Besar Ainul Yaqin Sunan Giri, Gresik, Jawa Timur, memiliki arti yang penting bagi Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Masjid tersebut menjadi saksi sejarah perjalanan spiritual seorang LaNyalla. Berikut bagian kedua kisah Perjalanan Spiritual LaNyalla di Masjid Sunan Giri.
SELAMA tinggal di Masjid Sunan Giri, LaNyalla juga berusaha bersosialisasi dengan warga sekitar. Ia juga memiliki misi untuk merangkul pemuda kampung yang dicap warga sebagai preman.
Tentunya hal tersebut merupakan tantangan besar karena tidak mudah dilakukan. Namun LaNyalla tak gentar.
Pengusaha yang meniti hidup dengan penuh kelok itu mengumpulkan keberanian membimbing para pemuda 'sesat' agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan cara memperbaiki ibadah.
Niat baiknya pun juga tak mudah diterima warga.
LaNyalla banyak menemukan penolakan, apalagi sempat ada kesalahpahaman karena ia dianggap mempraktikkan ajaran Islam yang menyimpang.
Berita Terkait: Kisah Perjalanan Spiritual LaNyalla di Masjid Sunan Giri (Bagian 1)
LaNyalla juga dianggap sebagai ketua preman karena sering bergaul dengan pemuda-pemuda nakal. Menurut Zainul, LaNyalla bahkan sempat diusir oleh warga.
"Tantangan itu luar biasa dari masyarakat. Salat di masjid diusir, dimatikan lampu karena ada kesalahpahaman. Bapak dikeluarkan, tapi Bapak menerima, akhirnya datang lagi tahun 89," ujarnya.
LaNyalla kemudian membuktikan diri. Di tahun 1989, pria yang lahir dari keluarga Bugis tersebut membuat pameran dagang dengan nama Kreativitas Anak Muda Indonesia (KAMI). Sayangnya, pameran pertama LaNyalla gagal dan sempat membuatnya bangkrut sampai terlilit hutang.
Namun LaNyalla tak patah arang. Ia tidak gentar dengan kegagalannya dan tetap menekuni dunia usaha. Di tahun 1990, mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim ini kembali membuat pameran dengan mendapat sponsor besar.
Ia mengubah nama pamerannya dengan brand 'Surabaya Expo'.
Pameran yang digagas LaNyalla pun sukses besar. Bahkan Surabaya Expo menjadi agenda tahunan hingga awal tahun 2000.
LaNyalla kemudian kembali ke Masjid Sunan Giri. Ia juga meyakinkan warga bahwa apa yang dilakukannya semata-mata untuk kebaikan masyarakat.
"Bikin pameran kan Bapak, tahun '91 jaya Bapak. Akhirnya orang-orang sini tahu kalau Bapak itu benar-benar orang baik. Karena terkenalnya itu kan Bapak preman gitu. Padahal Bapak membimbing preman. Ada orang nakal dirangkul, dikasih nasihat, diajak ke masjid salat. Tapi dianggap masyarakat Bapak ketua preman," papar Zainul sambil terkekeh.
Sejak saat itu, LaNyalla diterima dengan baik oleh warga sekitar Masjid Sunan Giri. LaNyalla sendiri juga menjadikan Masjid Sunan Giri sebagai 'rumah' keduanya. Saat masih tinggal di Surabaya, kata Zainul, LaNyalla sering sekali datang.
"Kalau masih di Surabaya sering bapak ke sini malam-malam. Jam setengah 12, pulang subuh. Memang bapak itu senang puasa, senang salat," katanya.
Meski saat ini LaNyalla tinggal di Jakarta karena kesibukan pekerjaannya, ia sesekali juga masih sering menyempatkan datang ke Masjid Sunan Giri. Alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut juga selalu berkontribusi untuk peningkatan Masjid Sunan Giri dan warga di sekitarnya, walaupun dilakukan dari jauh.
Salah satu yang dilakukan LaNyalla adalah dengan membangun pusat pendidikan agama Islam, yaitu Taman Pendidikan Al-Qur'an atau Al-Qur'an Learning Center di area Masjid Sunan Giri.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu juga sering memberikan bantuan sosial kepada warga sekitar.
"Bangunan di sini Bapak pasti bantu, Bapak selalu ke sini. Bapak kalau ada rezeki pasti bantu. Sekolahan sini itu Bapak bantu. Madrasah banyak sekali bantuan dari Bapak. karena saya yang dipercayakan, jadi saya tahu. Warga juga sering dibantu," ungkap Zainul.
Atas pengabdian LaNyalla, banyak warga di sekitaran Kompleks Pemakaman Sunan Giri yang menjadi simpatisannya. Apalagi saat LaNyalla memimpin ormas Pemuda Pancasila Jawa Timur, ia banyak mendukung anggotanya untuk menjadi pengusaha atau entrepreneur agar kehidupan mereka menjadi lebih mapan.
"Saya itu juga salah satu bimbingan Bapak. Saya orang sini asli, saya bersyukur ketemu Bapak, dibimbing Bapak," tutup Zainul. (*)
No comments:
Post a Comment