Mendikbud Nadiem Makarim bersama Megawati. |
JAKARTA (DutaJatim.com) - Saat heboh isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju setelah disetujuinya penggabungan Kemendikbud dan Kemenristek serta adanya Menteri Investasi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tiba-tiba dikabarkan bertemu Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Selasa (20/4/2021).
Pertemuan yang berlangsung selama 2 jam itu pun memantik beragam isu, salah satunya Nadiem tengah merapat ke Megawati membahas soal reshuffle. Isu itu wajar mencuat sebab Nadiem saat ini tengah jadi sorotan masyarakat mengingat kinerjanya sebagai mendikbud dinilai tidak ada terobosan khususnya menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu juga terkait isu tidak ada mata kuliah pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standardisasi Pendidikan Nasional, serta hilangnya nama Pahlawan Nasional KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I buatan Kemendikbud.
Berita Terkait: Kemendikbud Revisi PP Nomor 57 Tahun 2021
Kamus itu menuai protes dari beberapa kalangan lantaran tidak memuat perjuangan pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Cucu Pendiri Ponpes Tebuireng, Jombang tersebut khawatir terjadi distorsi sejarah yang akan membuat generasi bangsa kehilangan akar sejarahnya. "Kami sempat membicarakan itu walaupun lewat daring dengan keluarga. Kami mempertanyakan itu juga. Ini hilang atau sengaja dihilangkan. Makanya kami mempertanyakan ke pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud," kata Cucu KH Hasyim Asy'ari, M Irfan Yusuf Hasyim saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (20/4/2021).
Saat heboh masalah itu di tengah maraknya berita reshuffle kabinet, Nadiem melalui akun instagramnya @nadiemmakarim, Selasa (20/4/2021) malam, memposting foto pertemuannya dengan Megawati. Nadiem yang memakai kemeja batik hitam turut membagikan foto bersama Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.
Sebelumnya, Nadiem sempat pula meluruskan isu, bahwa Pancasila dan Bahasa Indonesia tetap wajib masuk Kurikulum.
"Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Saya banyak belajar dari pengalaman Beliau," tulis Nadiem di akun media sosialnya.
Unggahan Nadiem itu lantas langsung dibanjiri komentar oleh para warganet. Mereka mengaitkan pertemuan Nadiem dan Megawati dengan isu reshuffle (perombakan) kabinet yang akhir-akhir ini semakin kencang.
Adapun isu reshuffle kabinet menguat usai pemerintah memutuskan melebur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) serta membentuk Kementerian Investasi.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti disebut layak menakhodai kementerian hasil peleburan antara Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dia dianggap pantas menggantikan Nadiem Makarim.
Merespons selentingan itu, Mu'ti mengatakan bahwa penunjukan menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Dia mengaku belum ada pembahasan soal itu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Pengangkatan menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Sampai saat ini tidak ada komunikasi dengan saya ataupun Ketua Umum PP Muhammadiyah terkait jabatan Mendikbud-Ristek," ucap Mu'ti.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman mengaku tak mengetahui kapan dan siapa sosok yang akan mengisi dua kementerian tersebut. Termasuk, soal kepastian apakah Mendikbud Nadiem Makarim akan ikut direshuffle atau justru akan menjabat Menteri Dikbud-Ristek.
"Kita tidak tahu kapan Presiden akan mengisi kedua kementerian ini. Satu, adalah investasi yang kedua adalah pengubahan, istilahnya apakah tetap Pak Nadiem atau ada yang lain yang tahu hanya Presiden Joko Widodo dan Allah," jelas Fadjroel seperti dikutip dari liputan6, Selasa 20 April 2021. (l6/wis)
No comments:
Post a Comment