TUBAN (DutaJatim.com) - Tuban sudah lama dikenal sebagai bagian dari Kerajaan Majapahit. Namun tidak banyak peninggalan Majapahit yang ditemukan di wilayah Bumi Wali ini.
Padahal ada situs yang diberi nama Watu (Batu) Gajah. Situ ini sekaligus menunjukkan sudah ada penyebaran agama Islam di wilayah Majapahit, khususnya Tuban. Kerajaan Majapahit sendiri seperti Indonesia, warganya banyak memiliki keyakinan beragama, mulai Hindu, Budha, Islam, dan semacam aliran kepercayaan yang merupakan keyakinan terhadap Tuhan yang asli daerah Jawa.
Situs Watu Gajah berupa tumpukan bebatuan yang sekilas mirip gajah. Lokasinya berada di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Lokasi ini sangat dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijumpai masyarakat, tapi banyak yang belum tahu situs bersejarah tersebut.
Seperti umumnya sebuah situs sejarah, selalu ada cerita yang beredar di warga secara turun temurun. Berupa legenda hingga kisah mistis di balik tumpukan bebatuan besar itu. Salah satunya seperti diungkapkan Kades Prunggahan Wetan, Hari Winarko.
Pak Kades ini juga peneliti sejarah dan budaya di Tuban. Menurut Hari, para sesepuh desa menyebut batu-batu mirip gajah besar ini kendaraan atau tunggangan Patih Babat Ketigo atau yang selama ini dikenal dengan Patih Gajah Mada. Tentu kisah ini mirip Desa Modo di Lamongan yang diyakini tempat kelahiran Patih Gajah Mada
Saat itu, Patih Gajah Mada dan para pasukan perangnya hendak menjemput putra mahkota kerajaan Majapahit. Namanya Syekh Awaludin. Dari namanya tampak tokoh ini beragama Islam.
Kisahnya, Syekh Awaludin sedang belajar memperdalam ilmu agama Islam pada Syekh Abdullah Asy'ari atau Sunan Bejagung Lor di Kasunanan Bejagung.
Mengutip detik.com, Hari mengatakan, bahwa Syekh Awaludin merupakan putra mahkota Raja Hayam Wuruk. Dia sedang menimba ilmu makrifat dan berbagai ilmu kanuragan.
Saat itu, dia enggan pulang ke keraton meski ayahnya menginginkan dia kembali ke kerajaan dan melarang memperdalam ilmu Islam.
Karena menolak dan tak ingin kembali ke kerajaan, diutuslah Patih Gajah Mada bersama pasukannnya untuk membawa pulang putra Mahkota. Syekh Awaludin yang mendengar kabar akan diajak pulang ke kerajaan, akhirnya meminta pertolongan sang guru.
Dengan ilmu kanuragan dan kesaktiannya, Syekh Abdullah Asy'ari membuat pagar gaib agar Kasunanan Bejagung tidak terlihat oleh Patih Barat Ketigo dan pasukannya.
"Konon menurut cerita para leluhur dan para sesepuh, Situs Watu Gajah itu merupakan bukti kesaktian Syeh Abdullah Asy'ari, yang bisa membuat pagar ghoib, sehingga waktu bala pasukan kerajaan Majapahit yang dipimpin Patih Babat Ketigo, tidak bisa melihat Kasunanan Bejagung," kata Hari di lokasi situs tersebut Sabtu (3/4/2021). (det/hud)
No comments:
Post a Comment