KEK Singhasari Jadi Satu Kesatuan dengan Pengembangan Ekonomi Kreatif
SURABAYA (DutaJatim.com) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima audiensi tim dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari Malang di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (27/4/2021) malam. Tim tersebut dipimpin oleh Baja Sirait, yang juga merupakan Tenaga Ahli Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves).
Turut mendampingi Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, CEO PT. Intelegensia Grahatama (BUPP KEK Singhasari) David Santoso, Direktur Umum KEK Singhasari Purnadi, Senior Advisor Harun, dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
Sebagai informasi, KEK Singhasari merupakan kawasan ekonomi khusus pertama bidang pengembangan teknologi yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2019. Kawasan tersebut, mencakup wilayah seluas 120,3 hektare.
Pengembangan KEK Singhasari sendiri nantinya akan meliputi dua zona, yakni pariwisata dan zona pengembangan teknologi. Pada kawasan tersebut, diharapkan mampu menciptakan ekosistem digital yang terintegrasi.
Melihat potensi tersebut, Khofifah panggilan akrab Gubernur Jatim ini mengajak tim KEK Singhasari untuk melakukan percepatan pegembangan digital sistem UMKM di Jatim. Menurutnya ini penting, sesuai prediksi yang disampaikan Jack Ma co- founder Alibaba saat The World Economy Forum, bahwa sebanyak 99% UMKM tahun 2030 'will be online' dan 85% UMKM di tahun 2030 'will be e-commerce’.
“Sinergitas KEK Singhasari dengan digitalisasi sistem di UMKM formatnya harus nyekrup,” kata Khofifah.
Karenanya, Khofifah menegaskan, langkah ini perlu dilakukan sebagai percepatan aktualisasi fungsi dari KEK Singhasari, sebagai satu-satunya KEK Digital IT yang disetujui pemerintah di Indonesia. Ditambah lagi dengan kondisi UMKM di Jatim merupakan backbone PDRB Jatim yaitu sebesar 56,94 persen.
Khofifah menambahkan, KEK Singhasari bisa membantu mengembangkan digital sistem pada UMKM seperti menjual dan memasarkan produk secara online atau berbasis start up.
“Jadi artinya harus ada pengembangan digital sistem UMKM dan menjadi peluang yang bisa dikembangkan KEK Singhasari. Para pegiat UMKM di Jatim sudah saatnya untuk bisa go digital,” jelas orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Selain pengembangan digital sistem UMKM, Khofifah mengharapkan, KEK Singhasari bisa menjadi satu kesatuan ekonomi kreatif (ekotif) di Jatim. Artinya KEK Singhasari menjadi wadah kreativitas anak-anak muda termasuk kemampuan mengembangkan animasi dan digital IT lainnya.
Dijelaskannya, banyak siswa SMK di Jawa Timur yang mempunyai kemampuan cukup handal dalam animasi. Ada yang diinden dari Singapura, bahkan ada yang tembus Hollywood.
“Kreativitas anak muda dalam animasi ini berpeluang untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Jatim. Dalam hal ini, KEK Singhasari menjadi rumah yang indah untuk pelaku ekotif, sekaligus jadi satu kesatuan dengan ekotif di Jatim. Banyak hal yang jadi penguat KEK Singhasari,” tandasnya.
Sementara itu, CEO PT. Intelegensia Grahatama (BUPP KEK Singhasari) David Santoso menjelaskan, pengembangan teknologi dapat dikembangkan secara digital dan non digital. Dalam
pengembangannya, teknologi digital ini memungkinkan dilakukan pada UMKM.
David menambahkan, KEK Singhasari memiliki kemampuan untuk pengembangan digital pada UMKM. Ditambah KEK Singhasari yang memiliki keunggulan dekat bandara, akses jalan nasional.
Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Baja Sirait mengatakan, KEK Singhasari perlu ditunjang dengan infrastruktur ISP yang banyak dan disiapkan data center.
Terkait ekosistem, Baja menambahkan, KEK Singhasari juga perlu ada dukungan konektivitas antar kabupaten/kota yang baik, akses jalan yang bagus. (gas)
No comments:
Post a Comment