Ilustrasi puasa ala anak-anak. (Republika.co.id) |
SIDOARJO (DutaJatim.com) - Usai salat Subuh di Masjid Agung Sidoarjo pada hari pertama puasa Ramadhan Selasa 13 April 2021 pagi tadi, diadakan ceramah agama. Ustad yang memberi materi salah satunya mengungkapkan soal respon masyarakat akan datangnya bulan suci Ramadhan.
Ada yang sedikit kesal sebab harus berpuasa tidak makan dan tidak minum serta tidak bisa berhubungan suami istri di siang hari, ada yang biasa-biasa saja, tapi banyak pula yang sangat gembira sebab bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan. Ustad memberi contoh temannya yang gembira bertemu Ramadhan lalu memborong kurma yang dijual di kawasan Makam Sunan Ampel untuk dibagikan ke tetangga. "Namun tak beberapa lama, saya dapat kabar teman ini sudah dipanggil Tuhan," kata Ustad.
Selain itu, kata Ustad, ada tiga tingkatan puasa menurut Imam Ghazali.
Puasa Ramadhan sendiri hukumnya wajib bagi umat Islam. Namun cara mereka berpuasa macam-macam.
Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam Ghazali mengungkapkan ibadah puasa itu merupakan seperempat bagian dari iman. Artinya umat Islam yang tidak berpuasa tanpa alasan yang jelas maka imannya berkurang seperempat. Betapa ruginya orang yang tidak berpuasa.
Imam Ghazali juga mengkategorikan tingkat puasa umat Islam. Puasa itu ada tiga tingkatan yaitu shaumul umum (puasa kelas awam), shaumul khushus (puasa kelas istimewa), dan shaumul khushusil khushus (puasa kelas sangat istimewa).
1. Shaumul umum (puasa kelas awam).
Puasa kelas awam artinya puasa cuma menahan lapar, haus dan syahwat, menjaga mulut dan alat kelamin dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat, "Berapa banyak umatku yang berpuasa cuma menahan lapar dan haus, mereka tak akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT."
2. Shaumul khushus (puasa kelas khusus atau istimewa).
Shaumul khushus, atau puasa kelas istimewa yaitu puasa yang menahan hal hal yang membatalkan puasa seperti tidak makan tidak minum dan menjaga syahwat ditambah berpuasanya pancaindra.
Artinya menjaga pendengaran dari hal hal yang tidak perlu didengar, menjaga penglihatan, menjaga lisan. Hal ini sumber hilangnya pahala puasa. Selain itu mengajak puasa tangan, kaki dan segala anggota badan dari dosa dan maksiat.
3. Shaumul khushusil khushus (puasa kelas sangat istimewa).
Shaumul khushusil khushus merupakan puasanya para nabi, shiddiqin, dan muqarrabin. Selain menahan haus,lapar dan syahwat serta anggota tubuh, puasa ini menahan hati dari keraguan mengenai hal-hal keakhiratan. Juga menahan pikiran untuk tidak memikirkan masalah dunia, serta menjaga diri dari berpikir selain Allah SWT.
Artinya, tidak pernah berpikir untuk berbuat dosa.
Menurut Imam Ghazali, tingkatan tersebut diharapkan menjadi pendorong semangat diri untuk menjadi individu dengan kadar puasa yang berkualitas, seperti puasanya para nabi dan Rasul.
Selamat berpuasa Ramadhan. (gas)
No comments:
Post a Comment