SURABAYA (DutaJatim.com) - Masyarakat kalangan kabut mencari tabung oksigen, obat-obatan, vitamin, dan herbal atau asupan gizi lain untuk menghalau Covid-19. Mereka mengeluh sebab mencari oksigen dan obat-obatan maupun vitamin itu sulit di apotek. Padahal, semua itu sangat dibutuhkan, khususnya bagi mereka yang terpapar Covid-19.
"Sulit cari oksigen, saya langsung ke pabriknya, dikasih setelah menunggu sekitar 4 jam. Itu pun saya terus merayu sebab saudaraku harus diberi oksigen, bila tidak pasti kasihan, dia positif covid-19," kata Nuruddin Jumat 9 Juli 2021.
Saat ini permintaan oksigen naik hampir 200 persen. Hal itu setelah lonjakan kasus Covid-19 di Jatim mencapai angka di atas 2 ribu per hari, sehingga meningkatkan pula permintaan tabung gas oksigen baik untuk rumah sakit maupun bagi mereka yang isolasi mandiri. Kondisi ini membuat pabrik oksigen kewalahan. Bahkan stok mereka mengkhawatirkan.
Untuk itu, pemerintah melakukan upaya ekstra dari berbagai sektor. Termasuk dalam hal memberikan pelayanan bagi pasien, memastikan ketersediaan oksigen bagi pasien Covid-19. Bahkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, langsung menemui produsen oksigen PT Samator di Kecamatan Driyorejo, Gresik, Kamis (8/7/2021).
Khofifah juga koordinasi terkait percepatan suplai oksigen bagi rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan. Menurutnya, hal itu dapat dilakukan dengan memberi akses percepatan bagi rumah sakit untuk melakukan isi ulang secara langsung ke perusahaan.
“Saya datang ke Samator sebagai salah satu produsen oksigen terbesar di Indonesia. Kami ingin memastikan bahwa proses produksi oksigen yang dilakukan perusahaan ini dapat diterima masing-masing rumah sakit pengguna dengan waktu yang telah ditentukan,” tutur Khofifah di sela kunjungannya.
Mantan Menteri Sosial RI ini mengaku, saat ini sangat mungkin rumah sakit mengalami peningkatan yang signifikan terhadap penggunaan oksigen. Maka PT Samator sebagai salah satu suplier utama oksigen diajak berkoordinasi.
Format yang memungkinkan untuk melakukan percepatan proses suplai oksigen adalah memberi akses masing-masing RS dengan menunjuk LO-nya. Dengan demikian, rumah sakit bisa membawa langsung tabung oksigen ke perusahaan tersebut.
“Karena selama ini ada keterbatasan armada dan tim untuk mendistribusikan oksigen ke RS. Setelah kita komunikasikan LO dari masing-masing RS dan Pemprov siap memediasi dari kebutuhan oksigen masing-masing RS untuk bisa mendapatkan akses pengisian ulang di Samator,” ujarnya.
Langkah ini diyakini bisa mempercepat proses distribusi untuk masing-masing RS. Sebab, ketika terjadi peningkatan kasus secara eksponensial, maka kebutuhan oksigen meningkat sangat tajam.
Bahkan yang isolasi mandiri pun saat ini banyak yang menggunakan oksigen secara mandiri. Khusus untuk RS, biasanya tabung itu harus dibawa perusahaan dulu kemudian diisi ulang baru kemudian didistribusikan kembali ke RS.
“Kalau RS bisa proaktif membawa silindernya (tabung oksigen) langsung ke perusahaan dan langsung diisi ulang kemudian dibawa kembali untuk digunakan akan membantu percepatan proses pengadaan oksigen yang dibutuhkan pasien di RS,” ujarnya.
Khofifah juga berharap ada previlage yang bisa disuport oleh Pemprov bagi mereka yang membutuhkan oksigen secara personal. Tapi teknisnya masih harus dikomunikasikan kembali. Dari informasi yang diterima adalah beberapa kasus meninggal di jalan karena tidak tersedia oksigen di kendaraan mereka.
“Dan tidak semua tabung dapat dilakukan isi ulang, khususnya tabung kecil seperti Oxycan,” tutur Ketua PP Muslimat NU tersebut.
Khofifah menegaskan, pada dasarnya stok oksigen di Jatim aman. Kendati demikian, Khofifah mengimbau agar masyarakat tetap harus meningkatkan kedisiplinan masyarakat pada saat PPKM darurat ini.
Kalau masyarakat bisa mengurangi mobilitas dan memaksimalkan 5 M, maka Insya Allah yang sekarang tengah terjadi lonjakan secara eksponen bisa melandai seperti sebelumnya. “Kalau ini bisa dimaksimalkan, maka stok oksigen akan cukup,” katanya. (ndc/ima)
No comments:
Post a Comment