SURABAYA (DutaJatim.com) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menargetkan 70 persen warga Jawa Timur telah menerima vaksinasi di Bulan Agustus mendatang. Dengan begitu kekebalan komunal atau herd immunity diusahakan dapat segera tercapai.
“InsyaAllah, 17 Agustus 2021 nanti, tepat 76 tahun Indonesia Merdeka, 70 persen warga Jatim telah menerima vaksinasi setidaknya untuk dosis pertama. Dengan catatan kebutuhan vaksin terpenuhi. Kita kerja keras untuk percepatan terwujudnya herd immunity agar Pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan Indonesia khususnya Jawa Timur bisa segera bangkit. Saya menyebutnya sebagai “Hadiah” Warga Jatim untuk HUT RI,” ungkap Khofifah saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di SMA Negeri 5 Kota Surabaya, Rabu (14/7/2021).
Khofifah hadir didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kabinda Jatim Marsma TNI Rudy Iskandar, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi, dan Kepala Dinas Kesehatan Herlin Ferliana. Vaksinasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 5 Kota Surabaya tersebut menargetkan sebanyak 996 pelajar. Mulai dari kelas X, XI, dan XII yang terbagi dalam tiga tahap.
Khofifah memaparkan, untuk mencapai target 70 persen tersebut, Pemprov Jatim bersinergi dengan TNI dan POLRI serta Kejaksaan dan pemerintah kabupaten/ kota terus melakukan percepatan vaksinasi di seluruh lini dan lapisan masyarakat termasuk di kalangan para pelajar. Khofifah secara khusus meminta kepada seluruh bupati/walikota di 38 kabupaten/kota untuk melakukan hal serupa guna mencapai target tersebut.
Di sektor swasta, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga terus mendorong peran kolaboratif dalam memaksimalkan vaksin gotong royong agar diperluas dan dipercepat. Begitu pula ketersediaan vaksin di seluruh kabupaten/kota di Jatim. Karenanya, Khofifah optimis target ini dapat tercapai Agustus mendatang jika kita gotong royong diikuti ketercukupan suplai.
“Saya terus menyisir wilayah mana saja yang mengalami kendala dalam vaksinasi. Intinya jangan sampai ada warga Jatim yang terlewat dan tidak mendapatkan vaksin. Termasuk mereka yang tinggal di wilayah pedalaman, pegunungan, kepulauan, dan pesisir,” tuturnya.
Khofifah menyebut, kesadaran masyarakat Jatim akan pentingnya vaksin terus meningkat setiap harinya. Hal itu terbukti dengan tingginya antusiasme masyarakat yang datang mengantri guna memperoleh vaksin.
“Kita harus menangkan “peperangan” ini dengan cara kerja sama dan gotong royong. Semua kepala daerah di Jatim, vaksinator, relawan, dan seluruh elemen masyarakat punya komitmen yang sama untuk bisa sesegera mungkin lepas dari pandemi covid-19 ini,” tuturnya.
Terkait kebutuhan vaksin di Jatim, Khofifah mengatakan dengan bertambahnya luasan atau cakupan vaksinasi maka bertambah pula kebutuhan akan jumlah vaksin. Jika sebelumnya kebutuhan vaksin bagi penduduk berusia 18 tahun keatas sekitar 22,9 juta dosis vaksin, maka dengan penambahan anak-anak usia 12-17 tahun kebutuhan vaksin di Jatim bertambah menjadi 28 juta dosis vaksin.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi menyampaikan bahwa vaksinasi bagi pelajar di Kota Surabaya dilakukan di SMA Negeri 5 Kota Surabaya, SMP Negeri 1 Kota Surabaya dan SMP Negeri 6 Kota Surabaya. Vaksinasi bagi pelajar juga diselenggarakan dibeberapa sekolah di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Tuban.
Wahid mengatakan, vaksinasi bagi pelajar ini sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tanggal 5 Juli 2021 yang menyebutkan, anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun bisa divaksin.
Adapun syarat vaksinasi pelajar adalah harus berusia 12 tahun ke atas dan membawa kartu keluarga (KK) atau Kartu Identitas Anak (KIA) bagi yang sudah memiliki atau membawa kartu pelajar sekolah. (gas)
No comments:
Post a Comment