KOTA BATU (DutaJatim.com) - Warga Kota Batu Antusias, Ketersediaan Vaksin Terbatas. Karena itu
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, meminta agar alokasi vaksin di Kota Batu ditambah agar dapat membentuk kekebalan kumunal atau herd immunity serta untuk mencukupi kebutuhan bagi kelompok anak rentang 12 hingga 17 tahun. Hal itu mengingat kelompok ini baru dimasukkan sebagai penerima vaksin.
"Pendaftaran program vaksinasi anak cukup mudah. Caranya mendaftarkan ke RT/RW selanjutnya dikoneksikan ke desa/kelurahan atau langsung ke puskesmas," kata Dewanti.
Ketersedian vaksin menjadi kunci utama untuk kelancaran program vaksinasi. Apalagi saat ini antusias masyarakat terbilang tinggi jika dibandingkan sebelumnya. Pihaknya mencatat saat ini ada sekitar 1000 orang yang mengantre untuk program vaksinasi.
Satu faskes tingkat pertama ditargetkan bisa melakukan vaksinasi hingga 200 orang. Untuk Kota Batu memiliki lima puskesmas dan beberapa tempat seperti RS rujukan dan kantor desa/kelurahan dan kecamatan. Ia berharap ada jaminan ketersediaan vaksin sehingga bisa dilakukan secara berkelanjutan.
“Semua upaya telah kami lakukan agar cepat. Syukur antusias masyarakat saat ini sangat luar biasa. Sehingga saat awal vaksin kami susah cari orang yang mau divaksin, sekarang terpaksa harus banyak yang menunggu,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso juga mengungkapkan hal serupa terkait tingginya antusias masyarakat mengikuti program vaksinasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya antusias masyarakat yakni sertifikat vaksin. Surat ini menjadi syarat yang dibutuhkan ketika hendak bepergian ke luar daerah dengan menggunakan moda transportasi umum.
“Salah satu hal yang mempengaruhi, dimungkinkan karena saat ini menjadi persyaratan. Contohnya, ingin bekerja atau naik pesawat. Harus menunjukkan sertifikat vaksin,” ujar Punjul
Ia mengatakan, vaksin sebagai benteng perlindungan untuk memperkecil resiko seseorang ketika terpapar Covid-19. Dinkes Batu juga turun langsung melakukan jemput bola ke desa/kelurahan. Agar mempercepat cakupan vaksinasi sehingga kekebalan komunitas tercapai.
"Dinkes jemput bola agar kekebalan komunitas tercapai. Meski vaksin tidak melindungi 100 persen, paling tidak memperkecil resiko," kata dia.
Kekebalan komunitas dapat tercapai jika 70 persen dari total populasi Kota Batu disuntik vaksin lengkap. Tercatat populasi penduduk Kota Batu sebanyak 220.296 jiwa. Dengan begitu, setidaknya ada sebanyak 154 ribu jiwa penduduk yang harus dijangkau vaksinasi. Pemkot Batu pun mematok 170 ribu jiwa disuntik vaksin.
Dinkes Kota Batu mencatat hingga kini jangkauan vaksin masih mencapai sekitar 24 persen atau 38.216 orang untuk dosis pertama. Lalu dosis kedua baru mencapai 10,20 persen atau sebanyak 16.237 jiwa.
Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari mengatakan, jumlah itu masih jauh dari patokan untuk mencapai kekebalan komunitas. Kartika mengakui, antusiasme masyarakat cukup tinggi mendapat vaksin. Namun masih terkendala alokasi vaksin. Pihaknya meminta masyarakat yang sudah daftar untuk bersabar. Sembari menanti alokasi vaksin. Nantinya ketika datang, akan dihubungi untuk jadwal dan tempat vaksinasi.
"Bagi masyarakat Kota Batu yang ingin vaksin bisa mendaftar melalui RT/RW. Lalu diinput pihak kami. Untuk pendaftaran online sedang kami tutup sementara. Karena antusias masyarakat sangat tinggi. Namun terkendala terbatasnya distribusi vaksin,” katanya.
Tingginya antusias masyarakat direspon Dinkes Kota Batu untuk membuka pos-pos baru vaksinasi. Selain itu, alokasi vaksin dosis ketiga bagi nakes akan dialihkan kepada masyarakat umum. Lantaran naiknya animo masyarakat namun tak diimbangi ketersediaan vaksin yang masih terbatas. "Sehingga bisa melayani tingginya antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi," imbuh dia.
Sementara itu, dari data Satgas Covid-19 Kota Batu per 15 Juli kemarin, jumlah kasus Covid-19 kumulatif sebanyak 2001 kasus. Jumlah kasus aktif meningkat 223 orang atau 9 persen dengan penambahan kasus positif 24 orang pada 15 Juli.
Berikutnya, jumlah kesembuhan kumulatif mencapai 83 persen atau sebanyak 1.623 orang. Per 15 Juli tercatat ada 22 orang dinyatakan sembuh. Tingkat kematian kumulatif sebesar 8 persen atau sebanyak 155 orang.
Kepala Diskominfo Kota Batu sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Kota Batu, Ony Ardianto menerangkan, Kota Batu masuk dalam kategori zona merah atau risiko tinggi. Masyarakat diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah karena berpotensi tertular.
Berdasarkan data resmi, jumlah tempat tidur di ruang isolasi dan ICU sudah penuh 100 persen. Kondisi rumah sakit di Kota Batu sudah sangat penuh. Jumlah tempat tidur di ICU sebanyak 12 buah dan di ruang isolasi sebanyak 110 buah. Semuanya sudah terpakai.
“Apabila ditinjau dari indikator ketersediaan layanan kesehatan bagi pasien Covid-19, Kota Batu masuk zona merah atau risiko tinggi karena hari ini tempat tidur mencapai 100%. Artinya kapasitas layanan RS tidak lagi mampu untuk menampung pasien suspek atau konfirm Covid-19,” ujar Ony. (ndc)
No comments:
Post a Comment