Acara peresmian dihadiri anggota PDM Pamekasan, pengelola Badan Otonom Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah, pengurus tingkat kecamatan maupun pengurus ranting Muhammadiyah se-Pamekasan. Hadir pula pengurus Aisyiah Daerah Pamekasan bersama jajarannya. Pejabat pemerintah yang hadir antara lain staf dari Kemenag Pamekasan.
Ibnu Kusuma Negara LC, Ketua Majelis Tarjih –Tajdid dan Lembaga Pengembangan Pesantren PDM Pamekasan, mengungkapkan, Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah ini merupakan yang pertama kali didirikan untuk lingkungan PDM di Madura.
Menurut dia, keinginan pendirian pesantren itu sebetulnya sudah muncul pada saat PDM Pamekasan dipimpin almarhum H Abdul Prawirokusumo belasan tahun yang lalu. Namun baru terlaksana pada periode kepemimpinan H Daeng Ali Taufiq pada PDM masa bhakti 2015-2021.
Pesantren Darul Arqom ini, kata Ibnu, di bawah binaan Majelis Tarjih dan Lembaga Kepesantrenan PDM Pamekasan. Bidang ini memang mempunyai target untuk mendirikan pesantren sebagaimana yang diimpikan oleh para pimpinan PDM Pamekasan sebelumnya.
“Tahun 2018 kami studi banding ke Pondok Pesantren Al Ijtihad Camplong, ke Pondok Pesantren Muhammadiyah Lamonganm. Tapi karena pandemic banyak terjadi terhalangan. Kami waktu itu menginisiasi sendiri tentang kurikulumnya, tentang santri dan lain sebagainya, “ katanya.
Untuk sementara kini santrinya masih 16 orang santri putri, mereka berasal dari kalangan Panti Asuhan Muhammadiyah Putri. Mereka menempati gedung yang mewah lantai II yang dibangun di lingkungan Kompleks Panti Asuhan Muhammadiyah Putri Jalan R. Abdul Asis Pamekasan.
Lulusan Universitas Al Azhar Kairo Mesir ini mengatakan tahun depan direncanakan akan menerima santri putra. Mereka akan menempati gedung yang berbeda yakni di Gedung Panti Asuhan Muhammadiyah Putra Jalan Bahagia Pamekasan.
Bagaimana dengan para pengajarnya? Ibnu mengaku para pengajar yang disiapkan untuk mendidik para santri di Pesantren Darul Arqom ini sudah cukup profesional. Banyak dari mereka para ustadz lulusan S2 Timur Tengah dan Malaysia.
Kurikulum yang akan diajarkan, kata Ibnu, perpaduan antara aliran salaf dan modern dalam semua cabang ilmu. Dengan penekanannya pada kemampuan membaca kitab kuning.
“Jadi kita focus ke baca kitab gundul dan Al Quran. Makanya Bahasa Arab penekanannya, kami memilih guru guru yang dari Timur Tengah yang professional untuk mengajar, lulusan rata-rata Mesir ada yang dari Malaysia,” ungkapnya.
Yang menarik saat peresmian pondok ini sudah ada donatur yang menanggung pengadaan buku atau kitab yang dibutuhkan para santri. Donatur yang tak mau disebut namanya itu telah menyediakan dana Rp 15 juta untuk membeli buku atau kitab kuning yang dibutuhkan santri.
Ibnu berharap hadirnya pesantren ini integrasi pendidikan di Muhammadiyah Pamekasan semakin baik di semua jenjang lembaga pendidikan yang dikelolanya. Muhammadiyah Pamekasan kini sudah mengelola pendidikan mulai TK, PAUD, MI, SD, SMP, SMA hingga Pondok Pesantren. (mas)
No comments:
Post a Comment