Peserta Sekolah Lapang di Pamekasan.
PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Mulai bulan Juli 2021 lalu Dinas Ketahanan Pangan dan Petertanian (DKPP) Pamekasan telah menggelar Sekolah Lapang yang dilaksanakan di 10 kelompok tani (Poktan) se Pamekasan.
Tiap Poktan ada 25 orang peserta.
Sekolah lapang ini merupakan bagian dari program kesejahteraan masyarakat DKPP bidang peningkatan kualitas bahan baku.
Kegiatan yang juga didanai oleh DBHCHT itu berupa pelatihan yang bertujuan untuk peningkatan kualitas tembakau. Ada 10 Kolompok tani yang menjadi sasaran program Sekolah Lapang ini tersebar di 10 kecamatan sentra penghasil tembakau se Kabupaten Pamekasan.
Kepala Bidang Produksi Pertanian DKPP Pamekasan Achmad Suaidi mengatakan hingga kini kegiatan sekolah lapangan itu sudah berjalan berkali kali pertemuan dan terus berjalan hingga tuntas pelaksanaannya di 10 kecamatan se Pamekasan nanti.
Dia mengatakan pada pelaksanaan Sekolah Lapang itu ada berbagai macam fasilitas yang disediakan, diantaranya adalah tiap kelompok disediakan lahan seluas setengah hektare untuk praktek menanam dan membudidaya tembakau secara baik dengan menggunakan bibit tembakau varitas Prancak 95.
“Mulai bulan Juli sudah mulai, kan ada beberapa kali pertemuan, jadi mereka juga difasilitasi waktu pertemuan itu fasilitasnya kemudian di masing-masing kelompok pelaksanaan kegiatan sekolah lapang itu mereka menanam setengah hektar tembakau dengan varietas Prancak 95,” kata Suaidi.
Varietas Prancak 95, kata Suadi adalah merupakan varietas tembaku asli Madura yang sangat terkenal dan disukai oleh pabrikan, karena dari aromanya yang khas dan semua pabrikan atau perusahan rokok sangat membutuhkan varietas itu. Varietas itu disebar di seluruh kecamatan sentra penghasil tembakau.
Praktik budidaya tembakau ini dilakulkan, kata Suaidi, dengan tujuan agar para peserta Sekolah Lapang mengetahui kelebihan kelebihan varietas Prancak 95, juga penekanannya agar peserta mengetahui seberapa besar biaya pokok produksi dari masing-masing pelaksanaan kegiatan itu.
“Misal untuk daerah sawah atau tegal atau gunung itu biaya produksinya apa ada perbedaan, nanti kita akan tekankan disitu, akan kita belajar bersama kelompok tani itu sehingga mereka belajar nanti akan tahu apakah mereka bertani tembakau itu menguntungkan atau tidak,” paparnya.
Selain mendapat materi pengetahuan tentang budi daya tembakau, penyediaan fasilitas lahan untuk praktik menanam tembakau varietas Prancak 95, para peserta sekolah lapang itu juga diberi fasilitas lain berupa bantuan mesin prajang bersama gensetnya.
“Tujuan pemberian fasilitas alat alat pertanian ini agar mereka juga semakin bisa menekan biaya pokok produksi. Kalau misal satu kelompok tani peserta tiap Sekolah Lapang berjumlah 25 orang, maka secara keseluruhan sudah bisa mengcover paling tidak 250 anggota kelompok tani peserta Sekolah Lapang tembakau se Pamekasan,” pungkasnya. (mas)
.
No comments:
Post a Comment