Perajin Dusun Canga', Desa Toket, Kac. Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, patut bergembira. Karya batik salah seorang perajin di Desa Toket, Marjennatul A'la, , dipesan desainer di New York Amerika Serikat, Vanny Tousignant. Desainer ini seorang diaspora yang sudah tinggal di Amerika selama 30 tahun sekaligus founder dan produser New York Indonesia Fashion Week (NYIFW).
Oleh Moch. Nuruddin
SAAT dihubungi DutaJatim.com dan DutaIndonesia.com, Rabu (1/12/2021), ibu dari Eriyna Fillanova ini membenarkan dirinya mendapat order dari Vanny Tousignant. Sebagai perajin kecil dia memenuhi anjuran Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam agar UMKM go digital untuk go international. Untuk itu bersama perajin lain di Desa Toket dia berusaha memasarkan hasil batik Toket melalui media sosial hingga bertemu dengan desainer Vanny yang dalam beberapa berita disebut giat membantu UMKM di Indonesia.
"Melalui media dan berkah temen-temen sesama perajin batik dan juga semangat kami terus mengenalkan budaya Madura. Salah satu batik Toket adalah Batik Petualang Madura milik saya ini. Sungguh satu kebanggaan bagi saya kerena karya saya dapat disukai desainer di Amerika, ini keberkahan tersendiri bagi saya," kata Marjennatul A'la kepada DutaJatim.com dan DutaIndonesia.com.
Dia mengaku memperkenalkan batik petualangan melalui Facebook dan WhatsApp kepada calon pelanggannya. Sebab dia mengaku tidak punya jaringan, biaya, atau sarana lain untuk ikut pameran batik, sehingga dirinya memanfaatkan fasilitas seadanya dan sebisanya.
"Hingga akhirnya saya kenal dengan Mbak Vanny di FB. Beliau baik banget dan sangat menyukai batik-batik karya saya. Katanya, motifnya menarik dan warnanya kontras. Namun dari sisi batiknya menurut saya memang tidak terlalu halus," katanya.
Selama ini dia mengaku menjual batiknya dalam jumlah kecil ke Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lain. Vanny sendiri membeli melalui para penjahitnya yang berada di Cirebon untuk dijahit sesuai desain busana yang dibuat desainer asal Ambon dan besar di Jakarta ini.
"Jadi, semula saya tidak tahu kalau Mbak Vanny tinggal di New York Amerika. Semoga batik saya benar-benar bisa diterima oleh pasar Amerika atau Eropa," ujarnya.
Saat ditanya batiknya banyak dipuji oleh Vanny, Marjennatul A'la mengaku bangga sebab karyanya bersama perajin lain di Desa Toket diakui orang yang mumpuni di bidang ini. Sambil menunjukkan sejumlah motif batik yang dibeli oleh Vanny, dia menyebut, bahwa salah satu motifnya adalah busana tradisional dari berbagai daerah itu sendiri termasuk busana tradisional Madura. Batiknya banyak menampilkan berbagai macam suku dengan busananya masing-masing yang dilukis secara khas ala batik Toket.
Dia mengatakan, mayoritas warga Desa Toket memang membatik. Suasana desa dengan aktivitas membantik di sejumlah tempat itu sebenarnya menarik untuk tujuan wisata. "Membatik sudah menjadi rutinitas ibu-ibu rumah tangga di sini. Kalau orang luar masuk desa kami, pasti merasakan suasananya sangat alami dengan perajin batiknya," katanya.
Untuk itu dia berharap agar Pemerintah Kabupaten atau Provinsi membantu perajin batik yang skala kecil ini. Selama ini kesannya yang mendapat bantuan adalah perajin yang sudah memiliki modal besar. "Kami tidak mengeluh, itu hanya harapan kami agar perajin batik di sini bisa berkembang. Khususnya bila ingin menembus pasar luar negeri," katanya.
Tertarik Corak Khas
Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, desainer yang juga founder dan produser New York Indonesia Fashion Week (NYIFW), Vanny Tousignant, membenarkan dirinya telah membeli batik karya perajin Desa Toket untuk didesain yang kemudian dipromosikan di New York Amerika Serikat. Untuk itu Vanny sudah memesan batik Toket setelah melihat motif dan coraknya yang berbeda dari batik lain. Batik Toket, kata dia, memiliki keunikan dan khas.
Desain batik Toket ini selanjutnya dipajang di Rumah Singgah Indonesia Boutique and Art di New Jersey Amerika. Bahkan, Vanny akan membawa batik Toket untuk dipromosikan ke Eropa saat dia terlibat fashion show tahun 2022 mendatang.
"Saya beli batik di salah satu perajin yang menghubungi saya lalu memberikan penjelasan, foto-foto dan video yang menarik saat proses membatik. Saya belum tahu yang lain. Semoga saya lebih banyak tahu batik Pamekasan khususnya batik Toket. Yang jelas ini perajinnya buat corak karakter dan saya ada penjahit saya di Cirebon yang sudah kerja untuk saya hampir 8 tahun, di mana dia menilai juga khas, sehingga saya beli untuk saya desain busana yang sesuai pasar Amerika. Selanjutnya juga saya promosikan di Eropa,," kata desainer Vanny Tousignant, yang pada Februari 2022 mendatang kembali menggelar New York Indonesia Fashion Week 2022.
"Saya di sini juga lagi sibuk sana sini, ngurus Rumah Singgah (semacam ruang pameran untuk etalase produk UMKM Indonesia,Red.) dan prepare untuk Februari (acara NYIFW 2022). Banyak permintaan zoom meeting dari Indonesia juga, untuk mengedukasi UMKM agar tahu kondisi pasar Amerika," katanya lagi.
Vanny mengatakan, dia senang melihat perajin Dusun Congka', Desa Toket, sedang membatik seperti dalam video yang diberikan kepadanya. "Sangat senang melihat mereka membatik melalui video video yang dikirim ke saya," ujarnya.
Selain dari Pamekasan, Vanny sudah membeli karya perajin dari Kalimantan berupa kalung kalung dan tas yang juga cukup digemari di Amerika. Ada juga perajian dari Candi Sidoarjo yang menghubunginya.
"Tapi untuk Sidoarjo belum. Yang Kalimantan dalam 1 bulan saya sudah 3 kali ambil dari perajin di sana, yang mana sudah dengan saya sejak tahun 2014," katanya.
Karena itu Vanny berharap bisa bermitra dengan perajin Pamekasan. Sebab dia menilai karyanya bagus.
"Perajin di Toket membuat corak-corak yang saya rasa bisa mudah dipasarkan di Amerika. Sehingga saya pun order beberapa dari dia, dan sekarang sudah dibuatkan rok dan baju untuk saya coba pasarkan di New York sini," ujarnya.
Dia mengatakan, perkenalannya dengan perajin Pamekasan terjadi lewat media sosial. Perajin Toket itu belum tahu kalau posisi Vanny di New York Amerika.
"Saya lihat waktu dia add saya , tapi dia ngga tahu saya di NY, waktu saya message ke Ibu Eriyna (maksudnya Marjennatul A'la, Red.), ini, lalu saya bilang penjahit saya order untuk saya dari Cirebon. Dia kaget saat saya bilang bahwa saya di NY. Terus dia kirim video-video yang mana saat itu mereka sedang membatik padahal sudah jam 10 malam. Dia senang sekali yang mana saya bilang saya mau share videonya di sini. Dia hanya mengharapkan suatu saat dia bisa ikut juga ke NY. Ikut event New York Indonesia Fashion Week," katanya.
Untuk itu perlu sponsor atau bantuan dari Pemda agar UMKM batik di banyak daerah di Indonesia bisa menjajal pasar luar negeri. "Saya siap membantu, termasuk UMKM dari Pamekasan, tentu dengan melalui kurasi dari tim kami dulu," kata Vanny. (*)
No comments:
Post a Comment