Saifullah Mahdi bersama Wakil Bupati Malang yang dulu pernah jadi kades, Didik Gatot Subroto. |
GRESIK (DutaJatim.com) - Saat ini momentum kembali guyub, rukun, dan bersatu untuk memakmurkan masyarakat desa, dan para kepala desa itu sendiri. Betapa tidak, perkembangan situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kebersamaan untuk menyatukan visi dan misi, serta tekad agar para kepala desa maupun masyarakat desa lebih berdaya.
Demikian diungkapkan Ketua Panitia Musyawarah Asosiasi Kepala Desa Jawa Timur 2022 (Musda AKD Jatim 2022), Syaifullah Mahdi. Menurutnya, pendapat tersebut sejalan dengan tema Musda kali ini, yakni ‘Dengan AKD Jatim, Kepala Desa Bersatu dan Bersama Meraih Kemakmuran Desa’.
Lebih jauh Saifulah Mahdi mengatakan, Musda AKD Jatim kali ini akan diiikuti empat perwakilan kepala desa dari 30 kabupaten/kota di Jawa Timur, sehinga total akan ada 120 kades, ditambah undangan lain, yang akan ber-musda untuk memilih ketua AKD Jatim sekaligus menyusun program kerja.
Musda AKD Jatim sendiri akan dibuka Gubernur Jawa Timur Ibu Hj. Khofifah Indar Parawansa, di Amarta Hills Hotel & Resort, Kota Batu, pada 16-17 Maret 2022. Acara tersebut juga akan dihadiri Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, serta Walikota Batu, Bupati Malang, beberapa ketua dan anggota DPRD di Jawa Timur, serta Pembina AKD Jatim RH Dwi Putranto Sulaksono.
“Selain itu, juga dihadiri mantan pengurus maupun para pendahulu AKD Jatim, yang banyak berjasa membesarkan AKD Jatim dan berproses memperjuangkan UU Desa yang dirasakan para kepala desa saat ini. Mereka sendiri tidak lagi menjabat dan menikmati dana satu desa satu miliar,”kata Sandi, panggilan akrab Syaifullah Mahdi, saat ditemui di Malang, Minggu, 13 Maret 2022.
Sandi pun menyebutkan, nama-nama seperti H. Samari dari Gresik, H. Tulus Setyo Utomo dari Tuban, Teguh Subandono dan Pitoyo dari Blitar, Moch. Moezamil dari Tulungagung, Heru Kusnindar dari Ngawi, Abah Toni dari Nganjuk, Sugeng Budijanto dari Jember. Lalu almarhum H. Samuki dari Pamekasan, almarhum Robiul Usman dari Jombang, serta nama-nama lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu adalah figur yang sangat berjasa bagi eksistensi AKD Jatim dan mengawal perjalanan terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
“Saya masih ingat mereka ikut mengawal sidang Paripurna Pansus RUU Desa di Jakarta selama dua hari pada 11-12 Desember 2014, dan pulang ke penginapan dari gedung DPR menjelang subuh,” kata Sandi, yang juga Kades Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.
Sandi pun berharap Musda AKD Jatim nanti melahirkan pengurus yang memiliki semangat dan militansi memperjuangkan nasib para kepala desa, perangkat desa, dan masyarakat desa untuk lebih makmur dan lebih baik. Menurutnya, para kepala desa yang berasal dari berbagai macam latar belakang harus memiliki semangat kebersamaan dan satu visi untuk membangun kemajuan.
Hidupkan AMKD
Lebih jauh Sandi juga mengungkapkan, dirinya ingin kembali menghidupkan wadah mantan para kepala desa di Jatim, yakni Asosiasi Mantan Kepala Desa Jawa Timur (AMKD). Menurutnya, tidak jarang para kepala desa yang sudah tidak menjabat lagi mengalami banyak kesulitan, baik secara ekonomi maupun sosial. AMKD nanti, kata Sandi, diharapkan dapat menjadi wadah untuk memberdayakan mantan kepala desa di Jawa Timur.
“Bahkan nanti para kepala desa yang masih aktif diharapkan membantu dan mengutamakan para mantan kepala desa yang ingin tumbuh maju dan berkembang, termasuk mensukseskan keinginan para mantan kades yang ikut dalam Pilkada maupun pilihan legislatif, di tingkat kabupaten, Jawa Timur maupun pusat,” kata Kades, yang dikenal entengan dan berjiwa sosial ini.
Sandi juga menyebutkan, saat ini ada banyak kepala desa anggota maupun pengurus AKD Jatim yang menjabat bupati, wakil bupati, anggota DPRD maupun pimpinan DPRD. Sandi pun menyebutkan nama mantan pengurus AKD Jatim Tulus Setyo Utomo (dulu Kades Bandungreji, Plumpang) kini menjabat Ketua Fraksi DPRD di Tuban. Juga Heru Kusnindar, mantan kades Soco, kecamatan Jatirogo, kini menjadi Ketua DPDR Ngawi.
“Bahkan Pak Nyono, Kades Sepanyul, kecamatan Gudo pernah jadi Bupati Jombang, Pak Didik GS Kades Tunjungtirto Singosari kini wakil Bupati Malang. Bahkan kepala desa Pabean, tempat kantor AKD Jatim di Sedati, Juanda, sekarang jadi wakil bupati Sidoarjo,” kata Sandi, bapak tiga anak itu.
Manajer Desa Mandiri
Lebih jauh, Sandi menegaskan menyambut baik program ‘Manajer Desa Bank Mandiri’ hasil kerjasama AKD Jatim dan Bank Mandiri. Program yang digagas Pembina AKD Jatim Dwi Putranto Sulaksono dinilai menjadi terobosan bisnis yang bisa jadi jaminan hari tua (JHT) para kepala desa dan keluarganya, bila nanti tidak menjabat lagi.
“Jabatan kepala desa itu ada batas waktunya, dan tiap-tiap kades memiliki latar belakang yang berbeda, jadi program ini bila ditekuni sungguh-sungguh dapat menjadi peluang bisnis yang bagus,”kata Syaifullah Mahdi.
Menurut Sandi, bagi para kades yang mungkin tidak memiliki pengalaman bisnis atau usaha, nantinya dapat belajar dari para kades yang punya bisnis. Selain itu, Bank Mandiri juga akan terbuka membantu meningkatkan peluang bisnis di desa yang dapat dikembangkan. (bdh/gas)
No comments:
Post a Comment