LAMONGAN (DutaJatim.com) - Sebanyak 61 desa di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, bersiap melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak. Pilkades yang akan digelar pada 26 Juni 2022 mendatang itu diikuti oleh kandidat dengan latar belakang beragam. Selain incumbent (petahana), ada pula purnawirawan dan anggota TNI aktif.
Salah satu calon kepala desa petahana adalah Yacub Sibi, yang sudah dua periode menjabat sebagai Kepala Desa Tritunggal Kec. Babat Kabupaten Lamongan. Yacub Sibi selain dikenal sukses memajukan desanya dengan berkembang pesatnya produk unggulan berupa garmen atau konveksi yang sudah dikenal secara nasional, juga merupakan pengurus Asosiasi Kepala Desa Jawa Timur (AKD Jatim). Selain Kota Wingko, Babat dikenal sebagai kota konveksi gegara produk konveksi dari Desa Tritunggal yang sudah dikenal di seluruh Indonesia tersebut.
Bagi pengguna jalan raya Surabaya - Babat pasti sering membaca jargon Desa Tritunggal. Ya "Selamat datang di desa wisata konveksi Babat Lamongan" yang terpampang di depan gapura masuk Desa Tritunggal Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan.
Saat memasuki wilayah desa ini di hampir setiap rumah ada usaha konveksi. Warganya sangat produktif memenuhi pesanan konveksi dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagai sentra industri konveksi, perekonomian Desa Tritunggal pun terus berdenyut.
Pantauan di sepanjang jalan desa ini nyaris tak pernah sepi dari suara berbagai macam mesin pembuat kaos yang terus bekerja. Mesin jahit, mesin obras, mesin pengering, hingga mesin sablon saling sahut-menyahut meramaikan suasana desa.
Tak hanya itu, puluhan pekerja pun lalu lalang membuat suasana selalu tampak sangat sibuk. Ada yang sibuk mengobras baju, menyablon kaos dengan berbagai warna dan gambar, menjemur kaos hingga para tenaga borongan yang tengah sibuk melipat kaos dan baju yang telah selesai diproses.
Usaha kecil menengah (UKM) dan Industri Rumah Tangga (IRT) memang menjadi andalan mata pencaharian masyarakat Desa Tritunggal. Tiga dusun yang ada di Desa Tritunggal yaitu Dusun Tesan, Dusun Grogol, dan Dusun Beton, memiliki khas UKM yang berbeda. Prioritas UKM dan IRT tersebut dalam rangka pengembangan usaha perekonomian pedesaan dan optimalisasi tenaga kerja.
Dusun Tesan dikenal sebagai daerahnya pengusaha potong ayam. Desa Grogol merupakan sentra usaha besi tua. Terakhir sentra industri konveksi di Dusun Beton yang juga menjadi tempat tinggal Kades Tritunggal, Yacub Sibi. Ribuan hasil konveksi pesanan dari berbagai daerah di Indonesia selama ini dihasilkan oleh tangan-tangan terampil warga Desa Tritunggal.
“Akses pemasaran kita rata-rata sudah mencapai seantero Indonesia. Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Sumatera sampai Papua. Seragam, topi, Job kaos untuk pilgub, semuanya rata-rata hampir se-Indonesia ini dikuasai oleh industri kaos di Tritunggal ini,” kata Yacub Sibi.
Berkat kepemimpinan Kades Yacub Sibi, Desa Tritunggal maju pesat. Karena itu, warga pun sangat senang bila Yacub Sibi memimpin Desa Tritunggal lagi untuk periode ketiga sebab sudah terbukti berhasil memajukan desa dan meningkatkan perekonomian warganya.
"Menjadi kades itu amanah. Artinya, ibadah. Bila masyarakat masih menghendaki saya menjabat lagi, ya itu tugas yang diberikan oleh warga kepada saya yang harus saya laksanakan dengan sebaik-baiknya. Bukankah suara warga itu suara Tuhan, sehingga amanah itu bagi saya ibadah. Soal keberhasilan, saya kembalikan kepada warga untuk menilainya sendiri," kata Yacub Subi.
Industri kaos dan sablon Desa Tritunggal ini merangkul sedikitnya 143 home industri dan terbagi dalam tiga kluster. Kluster tersebut dibagi berdasarkan banyaknya pekerja dalam industri tersebut. Kluster besar berkapasitaskan pekerja sebanyak 20 – 30 orang, kluster menengah 10-15 orang, sedangkan kluster kecil hanya sekitar 5–10 orang.
Sebagaimana diungkapkan oleh Yacub saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu, pria yang juga Ketua Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI) Desa Tritunggal ini menjelaskan bahwa usaha yang memiliki omzet ratusan juta tersebut sedikitnya bisa menghasilkan laba lima juta perbulannya. Nilai itu relatif kecil dan akan berlipat di masa-masa pemilu. Baik pemilukada, pileg, hingga pilpres.
Besarnya peluang usaha yang telah digeluti oleh warga Desa Trirunggal ini pun memunculkan inisiatif untuk menciptakan trademark atas konveksi hasil produksi masyarakat Desa Tritunggal. Keinginan tersebut pun ditindaklanjuti oleh Yacub Sibi dengan intens mengadakan pelatihan untuk semakin meningkatkan kualitas kaos buatan masyarakat Desa Tritunggal.
“Seperti Dagadu atau Jogger Bali. Kedepan kita ingin seperti itu,” terang suami dari Nurhayati ini dikutip dari nourelhay.blogspot.com.
Dikisahkan Yacub Sibi, perjalanan industri konveksi di Desa Tritunggal berawal pada kisaran tahun 1985. Diawali oleh satu dua home industri, lambat laun industri tersebut banyak ditiru dan akhirnya berkembang menjadi usaha berskala besar, yakni sebagai sentra industri konveksi di Kab. Lamongan.
“Karena industri kaos di Tritunggal itu sifatnya otodidak, sehingga bisa ditiru oleh tetangga-tetangganya. Sehingga saat ini menjadi sebuah home industri yang seperti ini dan akhirnya sentra industri,” ujarnya
Perkembangan demi perkembangan berbuah manis dengan semakin meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Namun banyaknya pelaku usaha yang merintis industri di bidang konveksi tak pelak melahirkan sistem persaingan di antara pengrajin. Mulai dari persaingan pelanggan, pekerja, pemasaran hingga sistem harga.
Kades yang Bijaksana
Dalam kaitan inilah kepemimpinan Yacub Sibi banyak dipuji, sehingga dia pun bisa mengayomi semua warganya yang menggeluti usaha konveksi tersebut. Yacub dikenal sebagai kades yang bijaksana.
Untuk itu dia membentuk lembaga yang bisa menaungi para pelaku dalam sebuah wadah yang sama dan menghindari persaingan tidak sehat yang berujung pada upaya saling menjatuhkan. Karena pada akhirnya hal tersebut akan memberikan kerugian di pihak pengrajin sendiri. Namanya APIK (Asosiasi Pengrajin Industri Konveksi Desa Tritunggal).
Lembaga ini mempersatukan para pengrajin konveksi di Desa Tritunggal. Keberadaan APIK dalam rangka meningkatkan kebersamaan dan menekan agar jangan sampai terjadi persaingan-persaingan yang tidak sehat. Sekaligus melalui APIK akan diatur sistem harga yang menjadi kesepakatan bersama.
Berkat kepemimpinan Kades Yacub Sibi sentra industri konveksi ini pun menjadi wisata. Bupati Lamongan pun dengan bangga menjuluki Desa Tritunggal sebagai ‘Desa Wisata Konveksi’. Bahkan di Desa Tritunggal juga didirikan ruang pamer (show room) desa wisata konveksi Tritunggal Babat yang juga telah diresmikan oleh Bupati Lamongan yang saat itu dijabat Fadeli pada tanggal 10 Desember 2012. Gedung ini sengaja dibangun di Desa Tritunggal karena selama ini Tritunggal dikenal sebagai pusat konveksi di Lamongan, tepatnya di jalan raya Surabaya - Babat.
“Selama ini dukungan dari Pemkab Lamongan sangat besar. Tak hanya fasilitas seperti gedung pamer, dalam hal permodalan kami juga dibantu dengan adanya sertifikasi untuk pinjaman lunak. Semoga ke depan dari Provinsi ini mungkin kita diberikan bantuan tambahan mesin,” kata Yacub. (bdh/gas)
No comments:
Post a Comment