PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pamekasan, Kamis (29/9/2022), menggelar kegiatan Belajar Bersama di Museum. Kegiatan bertema “Museum: Masa Lalu Untuk Masa Depan” itu digelar di Museum Umum Daerah Mandilaras dan dibuka oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam.
Kegiatan ini diikuti 250 peserta meliputi guru tingkat SMP, SMA dan SMK se-Pamekasan. Juga para pemerhati benda sejarah, tokoh masyarakat. Pemateri yang dihadirkan pejabat dari PT Museum Empu Tantular Jatim Sadari SSN, KH Habibullah pemerhati manuskrip di Pamkasan, Ketut Putri dan R Sony Budiharsio, budayawan Pamekasan.
Kapala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pamekasan Achmad Zaini mengatakan kegiatan ini berupa sosialisasi dan pembelajaran objek benda cagar budaya di Pamekasan yang ada di museum umum daerah Mandilaras. Dia mengatakan di Pamekasan ada dua museum yakni Museum Mandilaras dan Museum Pendidikan.
Zaini mengatakan latar belakang kegiatan ini karena sekarang sudah mulai jarang orang melirik benda-benda masa lalu. Padahal masa sekarang ada karena ada masa lalu, dan benda-benda masa lalu yang ada di museum bisa dijadikan sebagai pijakan dasar untuk memahamai bagaimana sejarah masa lalu untuk masa yang akan datang.
“Kecintaan terhadap bangsa dan negara akan menjadi tumbuh apabila mereka memahami sejarah masa lalunya. Sehingga mereka perlu diperkenalkan budaya dan sejarah masa lalu agar tumbuh kembali kecintaan terhadap bangsa dan negara ini, itu budaya,” katanya.
Yang akan diperkenalkan dalam kegiatan ini, kata Zaini, manuskrip dan benda-benda yang termasuk peninggalan sejarah. Dalam Museum Mandilaras ini terdapat sekitar 400 bendara sejarah dan 20 manuskrip kuno. Tahun 2022 ini saja, hingga September 2022 ini sudah ada 1.593 pengunjung ke Museum Mandilaras.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menegaskan guru penting memahami sejarah masa lalu, karena dengan mamahami sejarah, guru bisa mentransformasikan kepada para muridnya untuk jadi acuan mengisi masa kini dan masa yang akan datang.
Memahami sejarah, kata dia, memang sangat penting sebab jika tidak mau sejarah masa lalu, maka diajarkan seperti apapun akan sulit. Karena dia mengaku dalam banyak kesempatan selalu mengatakan bahwa jangan main main masalah Pendidikan.
“Kalau main main pendidikan, maka akan lahir generasi dan masa depan yang main main juga. Jadi guru itu mulia karena akan mendorong generasi masa depan untuk berkontribusi baik di masa akan datang,” pungkasnya. (mas)
No comments:
Post a Comment