MOJOKERTO (DutaJatim.com) - Tak kurang dari 35 Kepala Sekolah (Kasek) Madrasah Aliyah (MA) se-Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan studi banding ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Selasa (7/2/2023). Sebelumnya, mereka mengunjungi beberapa MA di kota Malang dan kota Kediri.
Rombongan langsung disambut oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MAg, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, di kediaman. Di sini, mereka banyak mengajukan pertanyaan, seputar strategi proses belajar mengajar berikut sistem manajemen yang baik sehingga lembaga pendidikannya bisa maju berkembang pesat seperti lembaga pendidikan di Ponpes Amanatul Ummah.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Asep memberikan rumusan-rumusan agar maju dan sukses. Pertama, seluruh guru dan kepala sekolah, harus memiliki 5 sifat utama. Yakni harus memiliki kejujuran, sehingga tercipta suasana yang kondusif.
Kedua harus berdisiplin, sehingga semua program dapat berjalan tepat waktu sesuai jadwal. Ketiga harus pandai berkomunikasi, baik kepada sesama guru, atasan – bawahan, juga kepada pihak luar sekolah. Keempat harus mau bekerja keras, sehingga semua program bisa mencapai hasil maksimal. Dan kelima yang tak kalah pentingnya, keluarga di rumah harus harmonis. Suami istri dan anak-anak harus rukun. Sehingga dapat mendorong kinerja yang baik.
Diingatkan oleh Kiai Asep, kalau hasil out put siswa jelek, jangan saling menyalahkan. Misalnya menyalahkan in put siswa yang kualitas kepandaian / kecerdasannya jelek, atau teknik pengajaran guru yang salah.
“Karena ada axioma (sesuatu yang tak terbantahkan kebenarannya), bahwa tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah guru yang kurang mumpuni / bertanggung jawab dalam mendidik siswa. Tidak ada guru yang bodoh / salah dalam mengajar, yang ada adalah kepala sekolah yang tak mampu mengarahkan, memotivasi dan memanajemen guru,” kata Kiai Asep.
Untuk itu perlu komunikasi yang intens antara kepala sekolah dan guru. Dengan sering mengadakan rapat. Agar semangat, saat rapat perlu diupayakan konsumsi (snack dan makan) serta uang insentif. “Di sini bukan jenis makanannya, atau besar uang sakunya. Tapi guru akan senang bila kepala sekolah memberi atensi (perhatian) pada guru,” jelas Kiai Asep.
Seringnya rapat, terutama agar sekolah responsif terhadap munculnya masalah-masalah yang ada. Artinya, kalau ada masalah sekecil apa pun, jangan dibiarkan.
Kemudian diatur jadwal pengajaran. Sehingga pada semester akhir, bisa dilakukan try out – try out. Karena, kalau murid terbiasa mengerjakan soal, maka ketika masuk ujian di Perguruan Tinggi, menjadi tenang dan siap.
Inilah kuncinya, lulusan Madrasah Aliyah di Ponpes Amanatul Ummah banyak diterima di perguruan tinggi ternama, baik di dalam mau pun di luar negeri.
Diingatkan pula oleh Kiai Asep, bahwa sistem Amanatul Ummah diterapkan aturan; “Siswa tak boleh berhenti bertanya, selama belum mengerti. Guru juga tak boleh berhenti menjelaskan, selama siswa belum faham. Namun kalau siswa sudah faham, tidak boleh bertanya lagi, dan guru tidak boleh melanjutkan penjelasannya.”
“Ingat, kualitas out put siswa, ditentukan tak hanya oleg genetic (keturunan), namun juga oleh lingkungan,” kata Kiai Asep mengingatkan.
Sehat & Sholat
Menjawab pertanyaan para guru, Kiai Asep memberikan resep, kenapa di usianya yang sudah kepala 7, masih energik dan sehat.
“Kuncinya ada pada sholat. Sholat wajib lima waktu, sholat-sholat sunah dan sholat malam. Maka yang didapat tidak hanya kesehatan, namun taufik, hidayah dan rezeqi yang berkah, bakal diraih,” kata Kiai Asep.
Allah SWT menjanjikan, siapa yang sholatnya tertata, maka hidupnya akan ditata Allah (dimuliakan). Kesehatannya akan prima, dan akan dimuliakan oleh Allah SWT.
“Saya dulu hanya seorang guru SMP swasta. Tapi berkat sholat, Allah memberikan kesempatan saya untuk memiliki gelar akademik Profesor, Doktor, Master. Ditambah Kiai Haji, … itu semua anugerah dari Allah. Tak hanya itu, saya juga diberi kesempatan oleh Allah untuk memiliki santri hingga 14.000. Juga diberi keberkahan rezeqi hingga menjadi miliuner,” kata Kiai Asep mantap.
Karena sholat, maka pikiran, jiwa menjadi tenang, sehingga tubuh menjadi sehat. Dalam sholat dan setelahnya, kita berdo’a, sehingga dekat dengan Allah yang maha segalanya. Maka apa permintaan kita, pasti dipenuhi,” tegasnya lagi.
Terakhir, Kiai Asep juga diminta memberikan doa. Selain itu, para guru juga diberi cendera mata berupa buku berjudul Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MAg, “Kiai Miliarder, Tapi Dermawan”.
Setelah melakukan dialog dengan Kiai Asep, para kepala sekolah MA dari Sulsel tersebut melihat-lihat pondok pesantren, sekolahan-sekolahan Amanatul Ummah, dan juga melihat kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet, Mojokerto. (Moch. Nuruddin Ali)
No comments:
Post a Comment