KYOTO (DutaJatim.com) - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menggelar pertemuan dengan pengusaha produk halal asal Indonesia (WNI) di Hotel Mitsui Kyoto, Jepang, Selasa (7/3/2023). Wapres juga hadir dalam acara dialog kebangsaan di Hotel Imperial Osaka, Jepang, pada Senin (6/3/20203) malam.
Dalam kesempatan itu Kiai Ma'ruf sempat berdialog secara virtual dengan diaspora Indonesia di negeri Sakura terkait pemasaran produk halal dari Tanah Air di negeri tersebut. Wapres minta diaspora lebih berperan dalam memasarkan produk halal Indonesia di Jepang.
Soal harapan Wapres itu, Ketua ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) Jepang, Dr H Miftakhul Huda, M.Sc, yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa produk halal mulai menggeliat lagi di Jepang. Pakar nanoteknologi yang juga Designated Asistant Professor di Nagoya University, Jepang, ini menyebut, industri halal Jepang sangat berkembang saat PM Shinzo Abe, tapi agak menurun ketika pandemi Covid-19.
"Sempat kendor akhir-akhir ini. Bahkan beberapa resto halal di Jepang tutup, mungkin karena pandemi Corona. Sekarang seiring banyak turis mulai kembali, industri halal di Jepang akan makin menggeliat. Jangka panjang industri halal Jepang akan makin berkembang seiring kebutuhan tenaga kerja asing yang bertambah, turisme meningkat, dan lainnya," kata Miftakhul Huda kepada DutaJatim.com dan Global News, Rabu (8/3/2023).
Dr Miftakhul Huda M.Sc |
Saat ini, kata dia, di Jepang banyak lembaga sertifikasi halal dengan standar bermacam-macam. Sekarang kebutuhan daging halal, misalnya, masih dipasok dari luar negeri, sehingga menjadi peluang besar bagi pengusaha Indonesia.
Industri daging halal Jepang, terutama daging ayam, kata Huda, dipasok dari Brasil. Sedang daging sapi dipasok dari Australia dan Selandia Baru.
"Jepang pasar yang sangat besar dan potensial. Indonesia punya industri peternakan. Mohon sekiranya Pak Wapres melobi Jepang untuk memberi kesempatan kepada Indonesia terutama daging ayamnya bisa masuk Jepang. Setahu saya Jepang masih sangat tergantung dari luar (impor daging)," katanya.
Dia juga menegaskan bahwa hingga saat ini masih sedikit tempat penyembelihan hewan di Jepang yang memfasilitasi penyembelihan halal dan mempekerjakan penyembelih dari kalangan muslim. "Ini sangat bagus kalau Indonesia bisa mensupplai tenaga kerja di peternakan dengan bekal sertifikat halal. Khususnya para santri," katanya.
Bukan hanya itu, Miftakhul Huda juga menjelaskan bahwa belut atau sidat sangat terkenal di Jepang. Peluang ini bagus kalau Indonesia bisa memasoknya.
"Pengusaha perikanan Indonesia bisa mensupplainya. Untuk mensupport industri halal Jepang, Indonesia bisa menawarkan chef-chef muslim dengan bekal sertifikat penyediaan makanan halal. Misalnya untuk perhotelan dan restaurant," katanya.
Namun perusahaan Jepang sangat berhati-hati dalam terjun ke industri halal karena berkaca pada kasus Ajinomoto. Apalagi dengan standar halal yang bermacam-macam. "Bila ada kesalahan akan berdampak pada kepercayaan masyarakat. Makanya belum ada makanan halal produksi perusahaan Jepang yang dijual di minimarket ataupun di supermarket Jepang," katanya.
Miftakhul Huda juga berharap semoga jumlah wisatawan muslim yang semakin meningkat dari Indonesia sehingga menyumbang devisa yang besar bagi Jepang bisa menjadi daya tawar agar Jepang membuka keran produk peternakan dari Indonesia. "Kalau memang kualitasnya kurang tentu Indonesia harus siap meningkatkan kualitasnya," katanya.
Permodalan Syariah
Miftakhul Huda dan istrinya, Hj Anggita Aninditya P. P. yang juga menjabat Ketua I PCI Muslimat NU Jepang, sekarang memulai usaha membuka toko di Jepang.
"Saat dialog dengan Wapres Kiai Ma'ruf saya dua kali angkat tangan tapi tidak diberi kesempatan oleh moderator untuk menyampaikan pendapat, saran, dan juga permohonan soal peran diaspora di Jepang. Pak Kiai, juga Pak Dubes, Bu Konjen, perkenalkan saya Huda tinggal di Nagoya. Istri saya sekarang sedang memulai usaha, kami sudah sewa apartemen sebagai toko kelontong kami. Selain istri saya, banyak temen-temen istri saya selain sebagai ibu rumah tangga juga punya usaha rumahan seperti usaha tempe dan lainnya. Kami ingin meningkatkan usaha ini tapi terkendala permodalan, seperti sewa apartemen untuk toko mahal, kita harus bayar di muka, juga untuk nyetok barang-barang," katanya.
Ibu-ibu diaspora di Jepang, kata Huda, perlu pula dipikirkan permodalan syariah. Tujuannya untuk menjadi diaspora yang juga entrepreneur. Namun masalahnya rata-rata diaspora yang ingin maju terkendala modal tersebut.
"Faktor utamanya dalam rangka meningkatkan ekonomi dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga diaspora di Jepang itu ya modal. Khususnya permodalan syariah agar selain produknya halal modalnya juga jelas halalnya," katanya.
Sebelumnya Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin dalam pertemuan dengan pengusaha produk halal yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) di Jepang menyebut saat ini Indonesia berupaya menjadi produsen halal di dunia.
Kiai Ma'ruf pun mengungkap peran diaspora Indonesia dalam pembangunan ekonomi. Menurutnya, diaspora dan para pelaku usaha di luar negeri berperan memasarkan produk-produk Indonesia agar semakin dikenal luas di pasar global.
Kiai Ma'ruf mengatakan Pemerintah Jepang tertarik untuk memajukan industri halal meskipun penduduk muslim tergolong minoritas. Hal itu karena salah satunya dilatarbelakangi meningkatnya jumlah wisatawan muslim global yang berkunjung ke Jepang.
"Begitu pula di Jepang, meskipun penduduk muslim tergolong minoritas di sini, tetapi Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki perhatian besar terkait wisata ramah muslim," ujarnya.
"Kita pun saat ini tengah berupaya mewujudkan Indonesia menjadi produsen halal terkemuka di dunia," katanya lagi.
Kiai Ma'ruf mengatakan saat ini pemerintah terus menjalin sinergi dengan pihak pemangku kepentingan baik di dalam maupun luar negeri untuk mendorong percepatannya. Dia pun meminta para pengusaha produk halal di Jepang menyampaikan kendala yang dihadapinya.
"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mendengar pengalaman selama merintis dan mengembangkan bisnis produk halal di Jepang. Apa saja kendala maupun masukan bagi peningkatan bisnis produk halal Indonesia," tuturnya.
Acara itu dihadiri sejumlah pelaku usaha produk halal secara virtual maupun hadir langsung di lokasi. Turut hadir dalam acara ini Dubes RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi. Sebelumnya Kiai Ma'ruf Amin juga menegaskan komitmen pemerintah mengajarkan nilai-nilai Pancasila ke warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri saat acara dialog kebangsaan di Hotel Imperial Osaka, Jepang Senin (6/3/20203) malam. (nas)
No comments:
Post a Comment