JOMBANG (DutaJatim.com) - Sudah setahun ini, Kabupaten Jombang memiliki miniatur objek-objek pelaksanaan rukun haji, seperti tempat ber-ihrom, wukuf, melakukan tawaf, sa’i dan tahalul, dalam satu lokasi.
Tak banyak orang tahu, kecuali para pengusaha travel haji, pemilik KBIH (bersamaah jamaahnya) yang pernah melakukan manasik haji dan umrah di sebagian daerah Jawa Timur.
Tempatnya di tengah kampung dan kebun, di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, tak jauh dari makam Waliullah Mbah Sayid Sulaiman, Betek, Mojoagung. Kompleks tersebut diberi nama “Bumi NU Al Imran”.
Adalah Su’udi Atmo, yang dikenal dengan nama panggilan Abah Su’ud, pengusaha profil & konstruksi besi, yang juga pemilik dan pengelola miniatur pelaksanaan manasik haji seluas sekitar 1,7 hektare ini. “Kami dari keluarga Abah Imron alm (ayahnya) bersepakat untuk memanfaatkan lahan yang kami miliki, agar lebih bermanfaat bagi ummat Islam. Maka pilihannya adalah membuat miniatur objek-objek rukun haji dan umrah,” kata Su’udi.
“Alhamdulillah, mulai banyak orang melakukan manasik haji dan umrah di sini. Saat ini baru dari travel-travel haji & umrah serta KBIH. Mulanya dari kota Jombang, namun lama-lama banyak yang daftar dari kota-kota lain,” jelas Su’ud.
Abah Su'ud |
Fasilitas pembangunannya pun dilakukan secara bertahap. Dan sekarang sudah berdiri, miniatur Kakbah lengkap. Ada hajar aswad, pintu Kakbah, talang emas, hijir Ismail, syazarawan, rukun hajar aswad dan rukun yamani. Juga ada makam Ibrahim, lempar jumrah dan lain-lain.
“Ya kalau ada rezeki, akan kita tambahi fasilitas-fasilitas lainnya,” katanya.
Saat ini sudah ada mushola dan pendopo panggung, sehingga calon jamaah haji dan umrah, bisa istirahat di pendopo dan sholat.
Berapa biaya untuk manasik haji atau umrah? “Sementara ini ya seikhlasnya yang diberikan oleh travel atau koordnator KBIH,” jawabnya singkat.
Bumi NU Al Imron dengan miniatur Kakbah-nya ini, diresmikan ole Bupati Jombang pada 12 September 2021 atau bertepatan dengan bulan 5 Safar 1443 H.
Menurut Su’udi, dalam melaksanakan ibadah haji atau umrah, selain perlu kondisi fisik yang prima, juga harus faham tata cara menjalankan ibadah haji dan umrah.
“Secara teori kita memang harus paham urut-urutan dalam menjalankan ibadah Umroh atau Haji, mulai di manaa niat umrohnya, bagaimana melakukan tawaf, di mana posisi Maqam Ibrahim, bagaimana perjalanan Sa’i dari Bukit Marwah ke Safa, dan seterusnya,” kata Abah Su’udi.
Salah seorang jamah KBIH Al Kautsar yang mengikuti manasik mengatakan, “Alhamdulillah para calon jamaah Haji dan Umroh bisa merasakan manfaat. Jamaah bisa melakukan pendalaman Ilmu Haji dan Umroh sekaligus langsung praktik. Bagi kami, calon Jamaah Haji, ini sangat penting. Apalagi ibadah Haji dan Umroh itu bisa dikatakan seratus persen ibadah fisik, seperti pada saat balang (lontar) jumrah, para jamaah harus mampu melakukan kerjasama dengan baik, di mana posisi Aqobah, Wustho dan Ula sehingga pada pelaksanaan ibadahnya nanti tidak kesulitan dan bisa sah dan mabrur,” katanya lagi.
Sedang jamaah asal Nganjuk, mengatakan, tempat manasik ini cukup membantu dan dekat dengan kediaman jamaah. “Daripada harus bermanasik di miniatur Kakbah di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, lebih jauh,” katanya.
Wisata Religi
Apakah selain untuk manasik haji dan umrah, ada pemikiran menjadikan area Bumi NU Al Imran ini sebagai kawasan wisata religi, melengkapi Kawasan religi makam Mbah Syayid Sulaiman Betek? Atau bahkan lebih dari itu, sebagai pusat pembelajaran bagi siswa-siswa sekolah Islam, secara dini melakukan praktik ibadah haji dan umrah?
Dikatakan oleh Abah Su’ud, pemikiran tersebut memang sudah menjadi satu dalam konsep pembangunan kompleks miniature Kakbah ini. Namun saat ini masih terkendala keterbatasan SDM.
Di kompleks Bumi NU Al Imran ini, selain terdapat miniature Kakbah, juga sudah ada sekolah tingkat Play Group, TPQ dan SLB. (Moch Nuruddin)
No comments:
Post a Comment