SURABAYA| DutaIndonesia.com - Peternak dan pedagang hewan kurban biasanya panen di musim Lebaran Idul Adha. Pasca pandemi Covid-19, memang permintaan hewan kurban meningkat dibanding Idul Adha tahun lalu sebab tahun lalu sempat ada wabah PMK atau Penyakit mulut dan kuku. Namun dibanding tahun sebelum Covid-19 dan PMK, penjualan hewan kurban sekarang menurun. Hal itu bisa jadi karena berbarengan dengan tahun ajaran baru sekolah di mana masyarakat harus mengalokasikan biaya anaknya yang masuk sekolah jenjang lebih tinggi bahkan masuk perguruan tinggi.
Saat dihubungi DutaIndonesia.com, Selasa (27/6/2023), Ahmad Junaedi, owner dari Dejong Farm, yang salah satunya menjual hewan kurban di kawasan Gedangan Sidoarjo, membenarkan hal itu.
*Yang terjual hingga sekarang 95 ekor sapi, meningkat dibanding tahun lalu karena tahun kemaren kan ada wabah PMK, tapi menurun dibanding tahun sebelum wabah, mungkin efek dari barengan biaya anak masuk sekolah, rentang harga sapi kurban mulai Rp 13 sampai Rp 40 juta. Untuk masalah kesehatan kami jamin aman sudah vaksin semua," kata Ahmad Junaedi.
Dia mengatakan, prediksi kenaikan jumlah hewan kurban naik benar adanya tapi tidak signifikan. "Kalau naik sih iya tapi nggak terlalu signifikan, mungkin karena banyak penjual-penjual hewan kurban musiman yang lain," ujarnya.
Seperti diberitakan DutaIndonesia.com sebelumnya, jumlah hewan kurban yang dipotong saat Idul Adha 2023 naik hingga 6 persen dibanding tahun lalu. Ketersediaan hewan ternak di Jawa Timur (Jatim) surplus alias sangat mencukupi untuk kebutuhan kurban.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, stok hewan kurban sangat mencukupi.
Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kelangkaan sapi, kambing, domba maupun kerbau untuk kebutuhan Idul Adha 2023.
Saya sudah berkunjung ke berbagai sentra ternak khususnya sapi dan dipastikan stok hewan kurban kita sangat cukup, kata Khofifah di sela-sela kunjungan ke Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, Minggu 25 Juni 2023.
Sebelumnya Khofifah juga meninjau RPH Pegirian Surabaya dan RPH di daerah lain. Khofifah minta RPH menerapkan animal welfare pada hewan kurban. Yakni dilarang membanting hewan kurban sebelum disembelih, menggunakan pisau tajam untuk menyembelih hewan, dan mengawasi kesehatan hewan.
Khofifah menambahkan, masyarakat juga harus memastikan syarat sah hewan kurban secara agama. Termasuk sehat yang ditunjukkan bukti surat keterangan veteriner yang memastikan ternak bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD). Jadi kondisi hewan kurbannya harus dalam keadaan sehat sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat luas, kata dia.
Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani, mengatakan, jumlah hewan kurban pada Idul Adha 2023 diproyeksikan naik 5,5-6 persen atau sebanyak 303.936 ekor hewan dipotong. Terdiri dari 56.686 ekor sapi, 211.946 ekor kambing, 35.291 ekor domba dan 13 ekor kerbau.
Kalau bisa naik sampai sepuluh persen pun tidak ada masalah karena stok hewan kurban kita surplus, cukup aman, kata Indyah seperti dikutip Senin (26/6/2023).
Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Timur, pada Idul Adha 2022 lalu total hewan kurban yang dipotong sebanyak 286.330 ekor terdiri dari sapi 53.151 ekor, kambing 200.807 ekor, domba 32.360 ekor, kerbau 12 ekor..
Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan di sejumlah daerah Jatim memasifkan pemeriksaan penjual hewan kurban. Para penjual hewan kurban saat ini banyak bertebaran di pinggir-pinggir jalan atau di lahan-lahan kosong milik warga.
Pemkot Surabaya misalnya semakin intens melakukan pemeriksaan hewan yang diperjualbelikan menjelang Idul Adha 1444 Hijriyah. Dari target sekitar 5.000 ekor yang akan diperiksa, pemeriksaan oleh Pemkot Surabaya baru menjangkau 2.000 ekor.
"Sudah sekitar 30 persen, hampir 2.000 ekor. Nantinya, sampai H-1 kita lakukan pengecekan, karena tanggal 28 Juni sudah ada yang melakukan pemotongan," kata Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya, drh Sunarno Aristono di Surabaya, kemarin.
Pemeriksaan hewan kurban di Kota Pahlawan dilakukan sejak 19 Juni hingga Selasa 27 Juni 2023. Petugas memeriksa kelengkapan dokumen dan kesehatan hewan.
"Kita periksa Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal, kemudian lokasi penjualan apakah sudah perizinan dengan kecamatan setempat. Kalau kita (DKPP Surabaya) tentang hewannya," kata Aristono. (Nas)
No comments:
Post a Comment