Barang bukti tawuran antar-PMI anggota perguran silat di Taiwan. |
TRENGGALEK (DutaJatim.com) - Konflik berujung tawuran antar-perguruan silat sudah sering terjadi di Tanah Air. Namun siapa sangka, konflik berbuntut tawuran yang sering dikecam masyarakat itu ternyata merembet terjadi di negeri orang. Banyak kalangan menyebut perbuatan mereka sungguh memalukan bangsa Indonesia.
Para pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan yang menjadi anggota perguruan silat terlibat bentrokan maut menyebabkan 1 PMI tewas akibat ditusuk dari belakang pada Sabtu (2/9/2023) malam Minggu lalu. Tawuran berdarah itu melibatkan total 30 orang PMI/WNI.
Tawuran itu terjadi di luar stasiun kereta Changhua. Menurut Taiwan News, satu orang meninggal akibat lukanya yang parah. Pria berusia 32 tahun yang disebut asal Trenggalek Jawa Timur itu tertusuk di bagian belakang tubuhnya hingga tewas. Selain itu ada lagi pemuda 21 tahun yang tertusuk hingga empat kali kemudian mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat.
Polisi Taiwan menyebut kedua pihak cekcok soal teknik bela diri, kemudian mereka siap bertemu untuk berdiskusi secara tatap muka, tetapi yang terjadi justru berubah menjadi tawuran. Foto dari media Taiwan menunjukkan bahwa para WNI itu ternyata membawa senjata, mulai dari pisau, nunchaku, knuckle, hingga celurit.
Pihak kepolisian Taiwan lantas menghubungi perwakilan Indonesia di Taiwan untuk membantu pemulangan WNI yang meninggal. Kepolisian juga menyeret para pelaku ke ranah hukum.
Namun Kemlu RI enggan menyebut identitas perguruan silat yang terlibat perkelahian tersebut. Namun, Kemlu RI membenarkan bahwa terjadi bentrokan yang melibatkan 30 orang dan menewaskan satu orang PMI.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei menerima informasi soal perkelahian antar sesama WNI di depan Stasiun Kereta Api Changhua pada 3 September.
"Perkelahian tersebut melibatkan 30 WNI dan menyebabkan 1 WNI meninggal dan 1 WNI luka-luka. Setelah menjalani perawatan di RS, 1 korban luka tersebut pada tanggal 4 September telah dinyatakan sembuh," kata Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha seperti dikutip dari keterangannya Rabu (6/9/2023).
"Kepolisian Changhua telah menetapkan 15 WNI sebagai pelaku dan berkas perkara telah disampaikan kepada Kejaksaan Distrik Changhua," kata Judha.
Judha juga menyayangkan karena bentrokan antar WNI kembali terjadi di Taiwan. Ia menegaskan bahwa seharusnya WNI menjadi duta Indonesia di luar negeri.
"Perkelahian sesama WNI ini sangat disesalkan. Mereka sepatutnya menjadi duta bangsa Indonesia dan dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dari bangsa Indonesia di luar negeri. Kami sangat mengimbau agar kerukunan sesama WNI di luar negeri dapat selalu dijaga," tegas Judha Nugraha.
Sementara itu Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terus memantau sambil menunggu informasi resmi kabar meninggalnya seorang PMI asal Trenggalek di Taiwan, dalam satu insiden tawuran antarperguruan silat di negeri ginseng itu.
"Iya, kami masih menunggu kabar lebih lanjut dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Disperinaker Trenggalek, Pujianto, seperti dilansir Antara, Selasa, 5 September 2023.
Dia memastikan belum menerima informasi resmi. Meski demikian informasi itu sudah santer beredar di antara sesama PMI hingga pihak keluarga, kerabat maupun sesama keluarga PMI di Trenggalek. "Jadi kami belum bisa memastikan apakah itu warga Trenggalek atau bukan, sebab kita belum dapat informasi resmi dari BP2MI," katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan BP2MI menyikapi adanya pemberitaan dan kabar santer di media sosial soal PMI asal Trenggalek itu. Namun dari informasi nonresmi yang dia dapatkan, Pujianto tidak membantah PMI meninggal akibat tawuran yang dimaksud merupakan warga Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo. Termasuk kepastian soal korban kritis yang tengah jalani perawatan yang dikabarkan juga kerabat PMI yang meninggal tersebut.
"Memang kabar itu sudah beredar luas di media sosial. Namun kita belum dapat informasi resmi, ketika saya konfirmasi ke UPT perlindungan tenaga kerja di provinsi itu belum ada informasi resmi juga. Alurnya nanti KDEI Taiwan ke BP2MI baru ke kami," katanya.
Jika kabar tersebut terbukti benar, dia memastikan segera mengambil langkah usai mendapatkan kepastian melalui surat resmi, yaitu membantu memfasilitasi kepulangan jenazah tersebut bersama BP2MI dan agensi tempat korban berangkat ke Taiwan. (tbn/voi)
No comments:
Post a Comment