SURABAYA (DutaJatim.com) - Sejumlah Ulama, pejabat, tokoh nasional dan politisi ikut berbelasungkawa atas wafatnya Drs Haji Choirul Anam (Cak Anam), tokoh Nahdlatul Ulama yang juga pendiri PKB Jatim dan PKNU, Senin (9/10/2023). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, putri Gus Dur Yenny Wahid, hingga PBNU turut berduka cita atas meninggalnya mantan Ketua DPW PKB Jatim ini. Khofifah mengenang almarhum sebagai seorang penulis andal soal perkembangan NU. Cak Anam dikenal sebagai sejarahwan NU.
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah dipanggil keharibaan Allah SWT Bapak H. Choirul Anam. Sosok penggerak GP. Ansor Jawa Timur, jurnalis senior serta penulis buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU. Buku paling lengkap menuliskan perjalanan NU di Indonesia," tulis Gubernur Khofifah di instagramnya @khofifah.ip seperti dilihat Senin (9/10/2023) siang.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga mendoakan agar Cak Anam yang dimakamkan di tanah kelahirannya di Jombbang diterima di sisi Allah SWT. "Semoga almarhum dipanggil Allah dalam keadaan husnul khotimah. Mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT. Amin. Semoga keluarganya diberi kesabaran, keihlasan dan kekuatan. Amin," imbuh Khofifah.
Semasa hidupnya, Cak Anam menulis beberapa buku. Salah satu bukunya yang terkenal adalah 'Pertumbuhan dan Perkembangan NU', 'Jejak langkah Sang Guru Bangsa: Suka Duka Mengikuti Gus Dur Sejak 1978'.
Di tempat terpisah Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Cak Anam. "Beliau merupakan aktivis NU dan Tokoh Ansor yang dihormati. Kita merasa sangat kehilangan" kata Yenny Wahid melalui Juru Bicaranya (Jubir), Iwan Setiawan, Senin (9/10/2023).
Menurut Iwan, sebagai bukti dedikasinya untuk NU Cak Anam telah mengabadikannya dalam bentuk buku dengan judul ‘Pertumbuhan dan Perkembangan NU’
Cak Anam dikenal sebagai politisi yang tertempa atas kedekatannya dengan sejumlah tokoh pada masanya. Seperti KH Abdurrahman Wahid, KH Hasyim Muzadi (kedua almarhum mantan Ketua umum PBNU), serta ketawadhuannya pada figur ulama pesantren seperti KH Abdullah Faqih Langitan, KH Sholeh Qosim dan KH Imron Hamzah.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Cak Anam. Hal itu disampaikan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf melalui akun Instagram resmi Nadhlatul Ulama. Keduanya turut mendoakan almarhum agar meninggal dengan Husnul Khotimah. "Turut berduka atas meninggalnya KH Choirul Anam (Cak Anam). Semoga Husnul Khotimah. InsyaAllah," demikian dikutip dari akun Instagram @nahdlatululama, Senin (9/10/2023).
Dikutip dari laman resmi NU Online, Senin (9/10.2023) Cak Anam lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 30 September 1954. Ia wafat pada usia 69 tahun. Kondisi kesehatan Cak Anam beberapa tahun terakhir memang terlihat menurun, hingga harus mendapatkan perhatian medis.
Sejak mahasiswa, Cak Anam sangat aktif di organisasi intra maupun ekstra kampus. Di organisasi ekstra, ia tercatat sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Cak Anam juga dikenal aktif berkhidmah di Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan pernah menjadi ketua PW GP Ansor Jawa Timur. Selain menjadi aktivis NU, Cak Anam cukup produktif menulis. Pengetahuan terkait jurnalistik ia tekuni sejak tahun 1978. Dia kerap mengikuti pelatihan jurnalistik dan pers kampus.
Cak Anam juga menjadi pendiri sekaligus Dewan Kurator Museum NU di Surabaya. Pada April-Juni 1982 diutus oleh KH Achmad Sjaichu untuk mengikuti Course Regional Islamic Da’wah Council of South east Asia and the Pasific di Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur. Akhir 1982 bergabung sebagai wartawan majalah mingguan. Di bidang politik, Cak Anam pernah menakhodai Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pada 2005-2015. Beberapa buku yang ditulis Cak Anam di antaranya Pertumbuhan dan Perkembangan NU, Pemikiran KH Achmad Siddiq, Gerak Langkah Pemuda Ansor, dan Jejak Langkah Sang Guru Bangsa: Suka Duka Mengikuti Gus Dur Sejak 1978. (nas)
No comments:
Post a Comment