Ulfa Inbody (berbaju warna kuning) bersama temannya. |
Wanita kelahiran Surabaya dan besar di Tanjung Pinang, Riau, serta sempat tinggal di Batam ini sekarang menetap di Amerika Serikat (AS). Tepatnya di Chicago. Banyak cerita menarik dari Ulfa InBody yang juga seorang Youtuber ini. Termasuk tempat tinggal yang berada di desa Amerika.
Oleh Gatot Susanto
ULFA terlihat merespon sebuah postingan di grup facebook BackPacker International (BI). Seorang WNI bernama Magdalena mengalami kesulitan saat berada di Amerika. Bahkan, WNI itu curhat baru saja dibuat kecewa oleh sesama orang Indonesia di Negeri Paman Sam. Ulfa pun menawarkan diri kepada para perantau asal Indonesia untuk mampir ke rumahnya.
"Hallo teman-teman BI, kalau ada teman-teman yang dari Indonesia travelling ke US, dan mampir ke Ohio State, serta pengen ngerasa bagaimana tinggal di country, kota kecil, dan bertetangga jauh-jauhan, monggo bisa mampir ke tempat saya. Saya sediakan kamar dan makan gratis. Itung-itung sebagai tamu jauh saya," katanya.
Ulfa mengaku tiba-tiba saja tersirat keinginan untuk berbagi setelah membaca pengalaman dari salah satu teman BI, Magdalena Handoyo, yang mengalami hal-hal tidak mengenakkan dengan sesama orang Indonesia. Dia pun membayangkan lagi pengalaman saat-saat sulitnya mengurus keperluan untuk pergi ke Amerika.
"Kebayang kan mau apply visa aja susah, plus dapat pengalaman yang kurang nyaman pas di US. Kalau ada yang serious (mau mampir ke rumahnya, red.) harus jelas ya, bisa DM jauh-jauh hari. Daerah saya deket station Amtrak dan Bus Greyhound," katanya lagi.
Saat dihubungi DutaIndonesia.com Kamis (26/10/2023), Ulfa mengatakan, bahwa dirinya kasihan bila melihat sesama orang Indonesia mengalami kesulitan di Amerika. "Saya ngenes aja sih pas baca postingan Magdalena dan mungkin ada yang lain juga pernah ngalami. Ya kalau ada yang menawarkan penginapan, itu hak masing-masing dan mungkin untuk tambah-tambah juga, tapi saya denger ada perlakuan yang tidak mengenakkan apalagi sesama Indonesia kok rasanya gimana gitu loh. Harusnya kan kita bantu, apalagi untuk dapet visa ke sini (Amerika) kan susah dan nasib-nasiban juga, bahkan banyak juga yang gagal. Jadi kalau bisa dapat visa tentunya ya senang banget. Orang Indonesia itu terkenal dengan hospitality-nya, kalau kita gak bisa bantu materi setidaknya bantu support," katanya.
Ulfa mengatakan, di daerah tempatnya tinggal bersama suami bule dan anaknya sekarang tidak banyak orang Indonesia. Karena itu dia mengaku sangat senang bila bertemu orang Indonesia. Apalagi sengaja ingin bertamu ke rumahnya.
"Ya saya sangat senang. Banyak sekali perbedaan-perbedaan kehidupan masyarakat Indonesia dan yang di sini. Saya sebenarnya juga lebih senang tinggal privately tapi tidak menampik dan akan senang membantu kalau ada yang berkunjung ke tempat saya. Maklum kehidupan di sini jarang-jarang yang seperti itu, gak ada itu yang namanya kongkow-kongkow kayak di Indonesia. Mudah-mudahan, ini ada teman BI, namanya Irene, rencana mau berkunjung ke sini. Nanti kalau jadi saya ceritain lagi. Pas kalau tanggalnya bertepatan nanti bisa jalan bareng ke Chicago. Insha Allah akan nambah teman dan saudara," katanya.
Tamunya itu hendak pergi ke Washington DC mengantar keponakannya untuk kuliah. "Setelah urusan selesai, dia pengen mampir ke sini karena postingan saya pas minggu tersebut ada rencana road trip ke Chicago, jadi dia makin tertarik," katanya.
Selama ini Ulfa kerja mandiri di rumahnya. Banyak pekerjaan, termasuk mengelola akun Youtube Bu Blonde - Ulfa InBody. "Saya kerja di rumah, deadline tiap Rabu. Jadi biasa saya kejar tayang malam-malam juga kerja biar cepet selesai dan bisa libur 4-5 hari," ujarnya.
Ulfa mengaku lahir di Kota Surabaya. Ayahnya yang bekerja di dinas Meteorologi pernah tinggal di Gubeng.Dia masih ingat sewaktu kecil harus membelikan nasi rawon di warung milik buliknya untuk sarapan. "Rawonnya enak sekali, tidak tahu, apakah masih ada yang meneruskan usaha rawon itu sekarang," katanya.
Kemudian dia dan keluarganya pindah ke Tanjung Perak. Saat itu Ulfa sekolah di SD Al Ikhlas. Karena itu dia kadang mengingat masa-masa kecil saat tinggal di Kota Pahlawan ini.
"Saya di sini (Amerika) kadang kangen ngomong Jowo karena di sini gak ada yang bisa diajak ngomong Jowo. Saya masih bisa ngomong Jowo soroboyoan, ada teman Indonesia beberapa di sini, dan ada juga yang dari Jawa. Lalu keluarga saya pindah ke Tanjung Pinang Riau," katanya.
Saat masih kecil itulah Ulfa punya mimpi merantau ke negeri yang jauh. Amerika. Saat itu Indonesia masih jadul. Masih banyak kesulitan. Ulfa bercerita saat sekolah SMPN 2 Tanjung Pinang harus naik truk dinas yang jaraknya sekitar 13 km.
"Kalau terlambat, ya ditinggal truk dan pulang harus jalan kaki. Itu perjuangan saat sekolah. Karena itu, saat kecil, saya mimpi mencari hidup lebih baik di negeri orang. Semua orang punya mimpi, punya keinginan. Dan, Amerika negara impian bagi semua orang, sebab orang bisa apa saja di sini, asal tidak malas, mau kerja, sekolah, dan lain-lain. Peluang terbuka luas, apa saja peluang ada di Amerika. Makanya orang berbondong- bondong datang ke Amerika, karena di sini tempat di mana orang-orang bisa menggapai impiannya. Banyak orang dari negara lain bisa bekerja di Amerika, mungkin di negaranya sendiri sulit," katanya.
"Aku sendiri, boleh percaya boleh nggak, semua cita-cita itu berawal dari mimpi. Waktu kecil aku punya mimpi, waktu SD, seperti impossible, tidak mungkin, tapi jadi kenyataan. Impian itu tidak salah, dan semua orang pasti punya impian atau cita-cita yang insya Allah harus diwujudkan, dan Allah pasti memberi jalan bila kita terus berusaha," katanya. (*)
No comments:
Post a Comment