SURABAYA (DutaJatim.com) - Tiga calon presiden (capres) dan calon wakil
presiden (cawapres) siap bertanding
dalam Pilpres 2024. Pasangan Anies
Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sudah lebih dulu
mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara Prabowo
Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mendaftar ke KPU di hari terakhir, Rabu
(25/10/2023).
Masyarakat, termasuk kalangan pengusaha,
mengharapkan para capres-cawapres mampu membawa Indonesia menjadi negara yang
lebih maju dan rakyatnya sejahtera adil dan makmur. Karena itu Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengharap setiap
kandidat capres dan cawapres dapat menghadirkan strategi pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang kuat, inklusif, dan adaptif.
Sedang Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan
Konsumen (YLPK) Jawa Timur, M. Said Sutomo, berharap calon presiden bersama
cawapresnya mampu mengembangkan potensi
negara khususnya sebagai negara agraris di bidang pertanian dan perikanan laut
atau kemaritiman.
"Sehingga negara mampu memfasilitasi rakyat
pedesaan, kepulauan terpencil, untuk mengembangkan sektor ekonomi pertanian dan
nelayannya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan transaksi elektronik
sebagaimana yang diamanatkan di Pasal 40 ayat (1) UU ITE yang telah diundangkan
sejak tahun 2008, namun sampai sekarang tahun 2023 tidak jalan sama sekali
untuk pengembangan perdagangan secara konvensional maupun perdagangan Sistem
Elektronik (PSE) di pedesaan dan kepulauan nelayan," katanya Rabu (25/10/2023).
Said Sutomo yang mantan anggota Komisi Kerjasama
dan Kelembagaan Badan Perlindungan Konsumen (BPKN) RI ini meminta agar capres dan cawapres mengubah
desa atau kepulauan terpencil menjadi pusat ekonomi perdagangan sesuai dengan
potensi ekonomi lingkungannya. Tujuannya agar bangsa dan rakyat Indonesia bisa
menjadi tuan di negaranya sendiri. Selain itu juga azas kesetaraan rakyat
Indonesia tidak menjadi jargon semata tapi benar-benar menjadi realitas
kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dengan demikian arah perubahan dan hasilnya
dapat dinikmati langsung oleh seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Seperti diketahui janji politik capres Prabowo
Subianto dengan program Rp1 miliar per desa sempat disinggung lagi di depan 2
ribuan kepala desa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh
Indonesia (Apdesi) Sulsel 5 Agustus 2023 lalu.
Program Rp1 miliar per desa itu merupakan janji politik Prabowo Subianto saat
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu. Prabowo berbicara soal perjuangannya
menaikkan dana desa menjadi Rp 1 miliar. Perjuangan itu, kata Prabowo, telah
berlangsung sejak 2009 hingga akhirnya 2013.
Sedang Ganjar Pranowo menyatakan pentingnya
kepercayaan kepada pemerintah desa dalam upaya mengembangkan desa menjadi pusat
inovasi yang sesuai dengan karakteristiknya. Ganjar menganggap bahwa kunci
utama untuk mendorong kemajuan desa adalah memberikan kepercayaan kepada kepala
desa (kades) dan pemerintah desa dalam menyusun program kerja, termasuk dalam
mengelola dana desa.
"Yang perlu diberikan oleh negara ini kepada
desa adalah trust (kepercayaan). Kasih itu pada kades (kepala desa), trust.
Ketika trust, maka pemerintah jangan terlalu ngatur banyak-banyak, apalagi
kalau itu soal anggaran dana desa," kata Ganjar di kampus UGM, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (19/9/2023) malam.
Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar juga
memiliki janji ekonomi, mulai dari
pendidikan, kesehatan, energi, kesetaraan harga pangan hingga peningkatan dana
desa. Thomas Lembong Tim Ahli Ekonomi Anies Baswedan mengatakan prioritas
ekonomi Anies-Muhaimin adalah pemerataan. Angka pertumbuhan ekonomi tinggi
disebut tidak menggambarkan kesejahteraan. Thomas juga menyebut Anies akan
fokus pada reindustrialisasi yang mengarah padat karya dan urbanisasi.
Senada dengan hal tersebut, Dita Indah Sari Ketua
DPP PKB mengatakan ketimpangan desa dan kota menjadi fokus pasangan
Anies-Muhaimin. Melalui peningkatan dana desa, diharapkan mampu mengatasi
ketimpangan tersebut.
Harapan Pengusaha
Sementara Shinta Widjaja Kamdani mengatakan,
dunia usaha berharap setiap kandidat capres dan cawapres dapat menghadirkan
strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat, inklusif, adaptif, agar dapat
meningkatkan kepercayaan Indonesia di mata internasional.
Dikutip dari Antara, Rabu (25/10/2023), Shinta
juga berharap ketiga pasang calon bisa mendukung penciptaan lapangan pekerjaan
dan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan SDM dan inovasi guna
mendorong Indonesia lebih kompetitif dan berdaya saing.
Ketiga pasang calon juga diharapkan mampu
memimpin Indonesia secara strategis untuk keluar dari jebakan negara
berpendapatan menengah (middle income trap) untuk mempercepat target menjadi
negara maju.
“Dan melanjutkan kebijakan ekonomi yang lebih
baik, terutama reformasi struktural untuk menjaga iklim usaha dan investasi
yang kondusif serta menerapkan good regulatory practices dalam seluruh proses
pembuatan kebijakan ekonomi,” katanya.
Shinta meminta setiap paslon dapat melanjutkan
reformasi birokrasi sebagai implementasi good governance terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan. “Serta menjaga konsistensi keamanan dan
stabilitas politik,” katanya.
Lantas, siapa yang menjadi pilihan pengusaha?
Shinta mengatakan pihaknya akan mempelajari dengan seksama terkait visi misi
dan program kerja seluruh capres dan cawapres untuk menentukan pilihan. "Periode kampanye menjadi krusial bagi
kita semua sebagai proses seluruh lapisan masyarakat termasuk pengusaha, untuk
mempelajari dan menelisik dengan seksama visi, misi, kebijakan, hingga strategi
seluruh calon pemimpin bangsa ini," katanya.
Menurut Shinta, pemimpin Indonesia ke depan akan
menentukan nasib Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi 10 tahun ke depan
sebagai modal pembangunan. Dengan begitu, Indonesia bisa keluar dari middle
income trap untuk mempercepat target menjadi negara maju.
Senada disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin
Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang. Sarman masih
menunggu capres dan cawapres menyampaikan visi misi dan gagasannya di bidang
ekonomi. Termasuk strategi mengelola ekonomi di tengah berbagai perang seperti
di Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina.
"Kalau dunia usaha melihat siapa yang paling
layak, tentu kita akan menunggu kira-kira pasangan mana yang betul-betul bisa
memberikan suatu strategi dan visi bagaimana ekonomi kita ke depan dan
bagaimana strategi menghadapi tantangan ekonomi global dalam negeri baik dalam
jangka pendek, menengah dan panjang," tutur Sarman.
Selain itu, Sarman juga menunggu keberlanjutan
apa saja yang akan diteruskan capres dan cawapres untuk target menuju Indonesia
Emas 2045. Seperti pembangunan infrastruktur yang merata, pembangunan IKN
Nusantara, hilirisasi, ketahanan pangan, pembinaan dan pemberdayaan UMKM di
Indonesia, serta membuat iklim ketenagakerjaan dengan hubungan industrial yang
baik.
"Fundamental ekonomi yang sudah ditanamkan
dan sudah dirancang saat ini, itu harus ada keberlanjutan dan kesinambungan.
Hal-hal seperti itu perlu komitmen yang kita tunggu dari calon-calon presiden
ke depan," ucapnya.
Tidak kalah penting bagaimana tahapan Pemilu 2024
bisa berjalan dengan lancar tanpa mengganggu stabilitas ekonomi dan investasi.
"Bagaimana para tim sukses mampu menciptakan suasana politik yang aman,
nyaman, tidak gaduh, mengedepankan visi misi, tidak membuat gesekan-gesekan
yang mengganggu stabilitas nasional kita yang nantinya akan mempengaruhi
ekonomi kita. Biarlah tahapan Pemilu ini berjalan dengan baik, aman, nyaman,
tertib, tidak mengganggu aktivitas ekonomi dan investasi kita," tandasnya. (gas/det/cnbci)
No comments:
Post a Comment