Abdul Bari, Wakil Ketua P4TM |
PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Musim panen tembakau tahun ini berjalan sukses. Cuaca bagus, tata niaga bagus, dan harga jual juga bagus. Sepanjang sejarah tembakau di Madura, harga tertinggi tahun ini mencapai Rp 80 ribu/kilogram.
Namun tidak mudah mengawal kondisi yang membuat semua pihak terkait tembakau ini bisa tersenyum. Perlu perjuangan panjang yang menguras energi. Salah satu yang proaktif mengawal tata niaga tembakau tahun ini adalah Pelopor Paguyuban Petani dan Pedagang Tembakau Madura (P4TM).
Bahkan, P4TM akan terus berjuang memenuhi harapan masyarakat agar harga yang mahal ini bisa bertahan di tahun-tahun mendatang. Lalu apa yang akan dilakukan P4TM?
“Pertama, dalam hukum ekonomi itu jika permintaan pasar tinggi, kemudian ketersediaan barang kurang, artinya sedikit, maka harga mahal. Begitu pun sebaliknya. Soal tata niaga dalam hal ini tentu ada kaitannya dengan dunia perdagangan. Hukum ekonomi itu,” kata Abdul Bari, Wakil Ketua P4TM, Rabu (11/10/2023).
Kedua, kata dia, P4TM yang selama ini konsen memperjuangkan petani yang menginginkan kejayaan tembakau Madura kembali, akan melakukan sosialisasi lebih maksimal lagi. Caranya, dengan menggandeng berbagai pihak mulai dari kelompok masyarakat, kelompok petani, pemerintah, hingga pabrikan.
Untuk apa? Ya untuk menjaga kualitas dari tembakau Madura. Dengan menjaga kualitas tembakau Madura, insya Allah harga tembakau itu akan tetap stabil. Artinya karena selama ini kita tahu bahwa musim panen tahun ini, cuaca sangat berpihak kepada petani.
“Menjaga kualitas itu di antaranya, seperti dikemukakan Bapak Ketua P4TM H. Khairul Umam. Beliau mengimbau kepada para petani untuk tidak memanen tembakau saat masih muda. Di situ digarisbawahi, bukan mengejek kualitas tembakau Madura, tetapi supaya tembakau tidak dipetik muda. Tujuannya, agar tidak dicari celahnya oleh oknum-oknum yang mengambil keuntungan semata ketika musim panen. Jadi kami bukan dalam rangka menjatuhkan kualitas tembakau, justru biar kualitas tembakau Madura itu maksimal,” katanya.
Ketiga, kata Abdul Bari, P4TM berharap semua pihak tidak mencampur tembakau di Madura dengan bahan nontembakau. Termasuk mencampur dengan tembakau luar Madura. Karena hal itu akan membunuh terhadap tembakau Madura. Bahkan, nanti akan kelebihan stok. Kalau stok melebihi dari kebutuhan pabrikan, bisa saja harga tidak akan stabil.
Cukup lama muncul isu yang berkembang bahwa tembakau Madura kualitasnya mulai tidak baik. Itu terjadi karena oknum petani ketika musim panen tembakau dikasih dengan gula dan lainnya. Oleh karenanya hal-hal seperti itu, yang berpotensi merugikan dan menjatuhkan petani, sehingga harus dihindari.
“Kiat seperti itu yang tetap akan kami lakukan, akan kami koordinasikan, menggandeng para pihak, tokoh masyarakat, kalau perlu ada pemerintah, kita terus bersinergi ke depan untuk kepentingan petani tembakau. Termasuk pihak yang berikutnya, kami akan terus berkoordinasi dengan pabrikan. Mulai dari pabrikan lokal, maupun pabrikan besar,” tuturnya.
Koordinasi pabrikan perlu dilakukan, kata Bari, pertama untuk memastikan serapan tembakau. Kebutuhan riil terhadap tembakau Madura itu berapa? Itu akan dimaksimalkan.
Kiat kedua melakukan advokasi. Termasuk hal-hal yang sekiranya merugikan terhadap kepentingan petani, akan dilakukan mulai dari diskusi membahas beberapa persoalan yang merugikan petani.
Advokasi itu supaya menghasilkan berapa sebenarnya serapan kebutuhan terhadap tembakau Madura. Kemudian kualitas yang diinginkan pabrikan seperti apa? P4TM bisa menjembatani komunikasi antara para petani sesuai dengan kebutuhan pabrikan.
Di Madura, lanjut Bari, ada beberapa kategori lahan tembakau, yakni gunung, tegal dan sawah. Tentunya tanah yang tidak cocok untuk menanam tembakau agar tidak ditanami tembakau. Koordinasi dengan pemerintah dalam hal ini dinas pertanian, menggencarkan memberikan sosialisasi tentang varietas pertanian, karena jenis pertanian tidak hanya tembakau saja.
“Makanya tetap kami gandeng, koordinasi dengan Pemkab, tentu Pemkab kalau tanah yang tidak layak untuk tembakau, misal dekat lahan garam, itu aroma kurang berkualitas agar jangan ditanami,” katanya.
Dari data pertanian selama ini ada beberapa lahan yang direkomendasikan dari pemerintah produksinya masih tercover dengan kebutuhan pabrikan. Tetap terserap, tapi yang terpenting tetap menjaga kualitas. Sekali pun barangnya sedikit, permintaan tinggi, kalau kualitas tidak memadai tetap tidak akan mendongkrak harga juga.
“Oleh karenanya, kita akan gencar mensosialisasikan sebelum musim panen, bagaimana kita berharap dan mengajak semua golongan terutama petani tembakau agar berdoa bersama agar musim tembakau tahun mendatang bagus, berkualitas, dan tentunya menguntungkan. Alhamduillah berkat perjuangan bersama, doa bersama Alhamdulillah kualitas tembakau Madura tahun ini bagus dan hasilnya memuaskan terhadap petani. Sepanjang sejarah Madura, saat ini harganya stabil dari awal sampai hari ini masih stabil. Kita berdoa bersama semoga tahun depan juga dan seterusnya musim panen tembakau bisa menghasilkan kualitas bagus, cuaca juga bagus, tata niaga berpihak ke petani, harga stabil,” pungkasnya. (Masdawi Dahlan)
No comments:
Post a Comment