Dimas Harris Sean Keefe, kandidat doktor di Pusan National University, berbusana tradisional Korea Selatan. |
Korea Selatan (Korsel) telah lama menjadi magnet bagi calon mahasiswa Indonesia yang bermimpi melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Di negeri ginseng ini, banyak sekali peluang pendidikan berkualitas yang menggoda, dan salah satu pintu masuk menuju impian ini adalah melalui beasiswa. Berikut kisah Dimas Harris Sean Keefe, kandidat doktor di Pusan National University Korea Selatan, seperti dituturkan kepada DutaJatim dan DutaIndonesia.com Rabu (4/10/2023).
Oleh Gatot Susanto
DIMAS tahu pasti suka dukanya berburu beasiswa Korea Selatan. Karena itu dia pun rela bolak-balik Korea Selatan – Indonesia, menempuh perjalanan ribuan kilometer, supaya anak-anak Indonesia punya kesempatan mendapatkan beasiswa di Korea Selatan.
Beasiswa bukanlah sekadar bantuan finansial semata, melainkan merupakan jembatan emas yang menghubungkan calon mahasiswa Indonesia dengan pendidikan unggulan di Korea Selatan. Bagi banyak dari mereka, beasiswa adalah penyelamat dari keterbatasan finansial yang kerap kali menjadi penghalang untuk mewujudkan cita-cita berkuliah di Korea Selatan.
"Mengenang pengalaman saat mencari beasiswa ini, saya teringat betapa menantangnya mencari informasi soal ini. Dahulu, informasi tentang beasiswa Korea Selatan tersebar terbatas dan sulit diakses. Mencari informasi mengharuskan kita untuk menjelajahi milis, mengunjungi website universitas, berhubungan dengan kedutaan, atau mencari panduan dari teman-teman yang telah kuliah di Korea," katanya kepada DutaJatim dan DutaIndonesia.
Selain itu, kata dia, informasi seringkali tersedia dalam Bahasa Korea. Hal ini menambah tingkat kesulitan berburu beasiswa tersebut. Namun, situasinya berubah seiring waktu, dan kini informasi beasiswa lebih mudah diakses melalui media sosial.
Namun, dilema terbesar saat berburu beasiswa bukan lagi terletak pada akses informasi. Biaya persiapan pendaftaran beasiswa menjadi tantangan baru. Meskipun beasiswa pemerintah Korea tidak memungut biaya apa pun, tapi biaya untuk menerjemahkan, mengesahkan, dan memproses dokumen-dokumen seperti ijazah, transkrip nilai, kartu keluarga, dan akte kelahiran ke dalam Bahasa Inggris atau Korea, seringkali memakan biaya yang tidak sedikit. Ya, bisa mencapai jutaan rupiah.
"Tidak hanya itu, jika kita mendaftar beasiswa yang diberikan oleh universitas, kita juga harus menyiapkan biaya pendaftaran masuk kampus yang tidak murah," katanya.
Tantangan lainnya datang dalam bentuk persiapan berkas aplikasi, termasuk pengisian formulir pendaftaran, surat rekomendasi, penulisan esai motivasi, study plan, dan ujian bahasa. Semuanya harus disiapkan dengan cermat dan teliti.
Berburu beasiswa ke Korea Selatan adalah perjuangan yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Prosesnya penuh dengan penolakan dan persaingan yang sengit. Namun, bagi mereka yang berhasil melewati semua rintangan ini, keberhasilan mendapatkan beasiswa bukan sekadar soal finansial, melainkan juga pengakuan atas kerja keras dan dedikasi mereka.
"Ketika akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa, rasa kepuasan dan kesempatan yang muncul sangatlah besar. Mereka yang berhasil melewati proses berat ini akan merasa bangga atas pencapaian mereka dan siap untuk memulai perkuliahaan di kampus impian," katanya.
Selain itu, kata dia, mereka akan mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman budaya yang unik dan berharga, menjadikan masa perkuliahan mereka di Korea Selatan sebagai bagian yang tak terlupakan dalam hidup mereka.
Dimas menuturkan, dulu dia selalu berkeinginan untuk belajar di luar negeri. Mencoba mendaftar beasiswa yang tak terhitung jumlahnya, dan mendapatkan penolakan yang juga tak terhitung jumlahnya.
Sampai akhirnya tahun 2016 Dimas berhasil mendapatkan beasiswa yang disebut-sebut merupakan salah satu program hibah penelitian pemerintah yang terbesar yaitu Brain Korea 21 Plus.
Sejak tahun 1999, Pemerintah Korea mulai memberikan beasiswa tersebut untuk mendukung lembaga pendidikan tinggi dan penelitian Korea guna membina generasi masa depan di bidang ekonomi dan akademisi.
Setelah menyelesaikan studi masternya di Pusan National University, Dimas juga berkesempatan mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan program doktor di Pusan National University.
Dimas sempat memberikan pandangannya mengenai pendidikan. “Saya percaya jika pendidikan adalah sebuah jalan untuk mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Kualitas pendidikan Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Saya ingin menyebarluaskan pesan bahwa semua orang berhak mendapatkan beasiswa terlepas dari latarbelakang mereka,” ungkapnya.
Nah agar banyak anak-anak Indonesia punya kesempatan sepertinya, Dimas mendirikan lembaga bernama BeasiswaKorea.com atau BK pada tahun 2016 dan bertempat di Indonesia. "Seluruh informasi dan panduan beasiswanya gratis," ujarnya. (*)
No comments:
Post a Comment