Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pengamat Politik: Cabup Tunggal Bisa Terjadi di Pilkada Sumenep

Sunday, August 4, 2024 | 10:19 WIB Last Updated 2024-08-04T03:19:39Z


SUMENEP (DutaJatim.com) - Pengamat politik asal Sumenep, Wildan Rosali, menilai dikeluarkannya rekomendasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Sumenep 2024 memungkikan terjadinya calon tunggal atau melawan "bumbung kosong". 


Seperti diketahui, rekomendasi PDI Perjuangan kali ini mengamanatkan kepada Achmad Fauzi Wongsjudo sebagai bakal calon bupati dan KH Imam Hasyim sebagai bakal calon wakil bupati Sumenep.


Wildan yang juga dosen Universitas Wiraraja Sumenep tersebut memprediksi bahwa pasangan ini bisa menjadi calon tunggal. Ia mengatakan bahwa ada empat variabel yang bisa digunakan untuk mengamati kekuatan calon tunggal.

 

Pertama, kekuatan elite politik yang mendukungnya. Kedua, kekuatan modal dan ongkos politik yang membuat pesaing lain ragu karena tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk bersaing.


"Ketiga, prestasi yang telah dicapai oleh Achmad Fauzi selama menjabat sebagai Bupati Sumenep. Keempat, kepercayaan publik yang diukur melalui survei," ujar Wildan.


Wildan menegaskan jika kekuatan elite politik dan modal lebih dominan, maka dinamika politik Sumenep akan dikuasai oleh elite dan pemilik modal.  "Ini bukan lagi kedaulatan rakyat, tapi kedaulatan elit dan pemilik modal," imbuhnya, menjelaskan.


Namun, kata dia, jika calon tunggal lebih karena prestasi, pihaknya menilai ini sebagai hal yang positif. Selain itu, jika survei elektabilitas Achmad Fauzi mencapai 70 persen, maka partai atau calon lain akan sulit untuk melawan, karena hampir pasti petahana akan memenangkan kontestasi.


"Jika elektabilitas di atas 50 persen, masyarakat harus menyadari bahwa kepemimpinan Achmad Fauzi sudah membawa perbaikan bagi Sumenep," jelas Wildan.

 

Namun, dirinya belum mengetahui persis angka elektabilitas Achmad Fauzi saat ini. "Jika elektabilitas di bawah 50 persen dan tetap menjadi calon tunggal, maka Sumenep berada dalam kekuasaan elite dan investor politik," katanya.


Menurutnya, masyarakat hari ini berharap elite politik yang berkuasa memiliki niat untuk membangun Sumenep sesuai aspirasi publik. "Demokrasi harus dibangun berdasarkan suara rakyat," tegas dia.


"Jika elite politik benar-benar peduli kepada masyarakat dan pembangunan, hal ini positif. Namun, jika hanya mementingkan golongan sendiri, maka masyarakat akan kesulitan menyuarakan aspirasinya," tambah dia.


"Kita tunggu saja kebaikan dan kebijakan mereka untuk membangun Sumenep," tandas dia. (nam)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update