Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ponorogo Sukses Terapkan Pertanian Organik

Friday, January 24, 2025 | 05:36 WIB Last Updated 2025-01-23T22:36:24Z

 


PONOROGO  (DutaJatim.com) – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, meminta agar pertanian di wilayah yang dipimpinnya mampu bergeser ke pola organik. Biaya tanam yang relatif murah, tanaman sehat, dan hasil panen melimpah, akan mewujudkan ekonomi yang sirkuler yang dahsyat. 


Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengatakan hal itu saat bertemu dengan anggota Kelompok Tani Ngudi Hasil di persawahan Jalan Anggrek yang menerapkan pupuk organik cair (POC) secara mandiri. 


Bupati Sugiri yang anak seorang petani paham soal konsep rojo koyo yang diterapkan nenek moyang. Mayoritas petani hanya memiliki lahan satu atau dua petak sawah yang masih jauh dari ukuran hektare. Namun, mereka giat beternak sapi atau kambing yang kandangnya berada di belakang rumah. 


“Nyatanya mampu menghidupi tujuh anak. Mencukupi biaya sekolah anak dan kebutuhan lainnya dengan menjual kambing, untuk makan sehari-hari mengambil dari hasil panen. Sedangkan kotoran ternak dimanfaatkan untuk pupuk sawah,” kata Bupati dikutip dari siaran pers tertulisnya, Jumat (24/1/2025)


Sementara itu, Ahmad Subekhi, anggota Kelompok Tani Ngudi Hasil, mengaku sudah tiga tahun menggunakan POC racikan sendiri. Pupuk cair itu menggunakan bahan baku yang mudah didapat. Di antaranya, kotoran sapi yang dicampur dengan aktivator dan air bersih lalu difermentasi.


 ”Hasilnya lumayan, rata-rata satu kotak sawah itu menghasilkan sembilan kuintal. Kalau hasil panen di sawah saya mencapai 11 kuintal, malah panenan terakhir sampai 15 kuintal,” kata Subekhi.


Dia mengungkapkan, pengaplikasian POC 10 hari sekali sejak awal penanaman benih dengan cara disemprotkan. Ketika tanaman padi sudah memasuki umur 35, 45, dan 55 hari racikan POC ditambah telur ayam sebagai pelekat. ”Dicampur air putih satu banding tiga. Satu liter POC dicampur tiga liter air,” ungkapnya. 


Menurut Subekhi, POC mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 20 persen. Petani mampu mandiri tanpa khawatir terjadi kelangkaan  pupuk. Belajar dari pengalaman, pertumbuhan tanaman lebih cepat dan tahan serangan hama, dan hasil panen meningkat.  (kmf)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update